Senin 13 Feb 2017 18:30 WIB

Penjualan Capai 5,8 Juta KL, Pertalite Geser Premium

Rep: Frederikus Bata/ Red: Nur Aini
Warga secara swadaya mengisi BBM jenis Pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar umum (SPBU), Jakarta, Rabu (18/1).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga secara swadaya mengisi BBM jenis Pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar umum (SPBU), Jakarta, Rabu (18/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepanjang 2016, penjualan Pertalite sebagai varian baru produk bensin produksi PT Pertamina (Persero) mencapai 5,8 juta Kiloliter. Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan hal tersebut menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap bahan bakar dengan RON 90 tersebut.

Pertalite, kata Wianda, diluncurkan karena adanya kebutuhan pelanggan dan perkembangan teknologi kendaraan. “Lahirnya Pertalite yang kini menjadi produk bahan bakar favorit masyarakat dan bahkan menjadi Product of the Year 2016 merupakan buah dari inovasi Pertamina, di mana seluruh manajemen Pertamina sangat mendukung kemunculan dari produk dengan RON 90 tersebut,” katanya lewat siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (13/2).

Ia mengungkapkan Pertamina memiliki pusat-pusat produksi baik kilang maupun blending facilities dengan proses yang memenuhi kaidah dan standar industri bermutu. Dengan demikian, kata Wianda, produk yang dihasilkan memenuhi spesifikasi sesuai ketetapan pemerintah.

Wianda menerangkan untuk proses pembuatan pada blending facilities, pencampuran dilakukan dengan dua teknik, pertama inline blending yaitu melalui pipa pengisian BBM ke tangki di New Gantry System dengan komposisi tertentu dan in tank blending atau proses pencampuran dilakukan di dalam tangki penimbunan.

“Dalam proses pengujiannya kami melibatkan Gaikindo dan lembaga konsumen serta tim penguji independen, yaitu Institut Teknologi Bandung. Artinya, Pertamina sangat serius dan menjamin kualitas produk Pertalite yang diproduksikan dan dipasarkan kepada konsumen,” tutur Wianda.

Pada Januari 2016, Pertalite masih terjual sekitar 3.500 KL per hari, kemudian pada Desember penjualan mencapai sekitar 33 ribu KL per hari. “Sepanjang tahun lalu total volume penjualan Pertalite mencapai 5,8 juta KL. Hingga saat ini penjualan Pertalite terbukti terus mengalami tren peningkatan,” ujar Wianda.

Pertalite, bersama dengan Pertamax Series telah menggerus penjualan Premium dari semula di kisaran 80 ribu KL per hari menjadi sekitar 45 ribu KL per hari. Penurunan tersebut, kata Wianda, terjadi secara alamiah karena adanya pergeseran pola konsumsi bahan bakar di masyarakat konsumen.

“Sekarang jika melihat SPBU Pertamina, banyak konsumen ramai menunggu giliran pengisian pada dispenser Pertamax dan Pertalite. Pemandangan seperti itu terjadi di hampir semua SPBU, kendati Premium masih disediakan,” ujarnya.

Baca juga: Pertamina akan Bangun Lebih dari 8.000 SPBU

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement