Senin 13 Feb 2017 17:21 WIB

Setinggi Apa Pun Raihan Ilmu di LN, Kembalilah Mengabdi untuk Negara

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Andi Nur Aminah
BJ Habibie (Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika)
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
BJ Habibie (Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Profesor BJ Habibie mengaku sempat bekerja di perusahaan produsen pesawat asal Prancis, Airbus. Produsen pesawat Indonesia PT Dirgantara Indonesia kini juga bekerja sama dengan perusahaan tersebut.

"Setelah saya lulus S3, saya bekerja di industri yang kecil-kecil saja, yang buat pesawat sipil, bukan fighter. Perusahaan kecil itu adalah Airbus sekarang," ujar presiden ketiga Republik Indonesia (RI) itu, saat memberikan kuliah umum, di gedung Bank Indonesia, Senin (13/2).

Ia bercerita, cita-citanya memang membangun industri dirgantara di Indonesia. Dia sadar hal itu tak mudah, karena memerlukan teknologi, banyak investasi, serta sumber daya manusia (SDM) yang tak sembarangan.

Habibie mengungkapkan, ketika presiden kedua Indonesia Soeharto memintanya kembali ke Indonesia, cita-citanya mulai terwujud. Saat menjabat sebagai wakil presiden, ia berhasil membangun industri dirgantara dengan membuka lapangan kerja untuk 48 ribu insinyur.

Pria yang ketika muda akrab disapa Rudy ini pun mengatakan, ada tiga industri dirgantara yang dibubarkan. "Jepang karena perang, Jerman karena perang, dan Indonesia tapi karena krisis. Tragis memang," ujarnya.

Dia pun mengimbau generasi muda untuk terus menuntut ilmu. "Setinggi apa pun ilmu yang didapat di luar negeri, harus kembali ke Indonesia untuk mengabdi kepada negara," ujar Habibie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement