Ahad 12 Feb 2017 18:50 WIB

Harga Cabai Masih Melambung, Daging Turun

Rep: ahmad baraas/ Red: Citra Listya Rini
Pedagang menyortir cabai rawit.
Foto: Republika/ Wihdan
Pedagang menyortir cabai rawit.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Denpasar, Bali, masih melambung. Dari pemantauan Republika.co.id, Ahad (12/2) di pasar relokasi pasar Badung, harga cabe rawit mencapai Rp 140 ribu per kilogram (kg).

"Memang harga belinya masih tinggi, kami juga menjualnya sesuai harga kulakannya," kata Ni Wayan Jita, pedagang sayur mayur dan kebutuhan pokok di pasar itu.

Sementara itu di pasar lainnya, yakni di pasar Jalan Mahendradatta Denpasar, harga cabai rawit juga dilepas tidak berbeda. Hanya di pasar ini, kualitas cabai rawitnya lebih bagus, selain merah dan tidak busuk, ukurannya lebih gemuk dan lebih besar.

Jika di pasar tradisional cabai rawit dilepas Rp 140 ribu per kg, di tingkat pengecer harganya sampai Rp 160 ribu per kg. Pedagang sembako di Jalan Batukaru Denpasar, mengaku kalau menjual lebih murah bisa merugi.

Selain ongkos kulaan, dirinya juga menanggung risiko kalau ada cabai yang busuk bila belum habis dijual selama sehari atau dua hari. "Kalau beli satu ons ya harganya Rp 15 ribu, kalau setengah ons harganya delapan ribu," katanya.

Sementara itu, melambugnya harga cabai, juga diikuti dengan naiknya harga syur mayur. Untuk harga wortel, dijual sampai Rp 20.000 sekilo. Padahal sepekan sebelumnya harganya Rp 12-14 ribu per kg.

Berbeda dengan cabe dan wortel, harga daging sapi justru mengalami sedikit penurunan. Untuk daging sapi jenis gandik dan puer, dijual Rp 100 ribu per kg, padahal sebelumnya dijual sampai Rp 115 ribu.

"Memang sejak beberapa waktu, harga daging mulai turun. Kami juga mengikuti menurunkan harga," kata Arjani,pedagang daging di Pasar Badung Denpasar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement