REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan bahwa pemerintah tetap mencermati risiko pertumbuhan, baik yang datang dari sisi eksternal atau internal, meski peringkat prospek utang Indonesia membaik. Perbaikan ini sebelumnya ditunjukkan oleh rilis lembaga pemeringkat Moody's Investors Service (Moody's) yang menaikkan Outlook Sovereign Credit Rating Indonesia, dari stabil ke positif. Perbaikan peringkat ini sekaligus mengafirmasi rating investasi Indonesia ke level Baa3.
Sri menjelaskan, pemerintah tetap memperbaiki celah dari risiko fiskal terutama dari sisi kebijakan dan persepsi yang terbentuk dari berbagai penilaian lembaga pemeringkat. Salah satu jurus yang bakal ditempuh pemerintah adalah memperdalam penetrasi sektor keuangan di masyarakat.
Selain itu Sri juga memastikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 bisa berjalan secara kredibel, sehingga gejolak ekonomi global bisa diredam dari sisi dalam negeri. Ia juga menyinggung soal penguatan penerimaan perpajakan dan nonpajak untuk mendukung belanja tahun ini.
"Dari sisi harga komoditas, risiko itu akan ikut pengaruhi. Pada dasarnya kalau berhubungan dengan rating dan outlook kita akan dengar apa saja yang menjadi sumber persepsi risiko ekonomi," jelas Sri usai menghadiri rapar kerja dengan Komisi XI DPR, Kamis (9/2).
Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menambahkan, pemerintah tetap akan melanjutkan perbaikan dalam menjaga kesehatan fiskal dan fundamental ekonomi. Ia menilai, persepsi terhadap risiko perekonomian bisa dirasionalkan melalui penilaian yang ada.
Selain itu, perbaikan peringkat oleh Moody's ia yakini bisa membangun atmosfer investasi yang positif. Darmin menilai, penilaian yang ada menunjukkan kondisi makro ekonomi Indonesia masih kredibel dan dipercaya oleh investor.
Bahkan, ia juga menekankan bahwa sisi kekhawatiran yang dirilis Moody's terkait tantangan penerimaan negara bisa diatasi. Menurutnya, anggaran tahun ini telah disusun secara kredibel dengan target penerimaan yang lebih realistis.
"Kita sudah jauh lebih realistis artinya aneh juga kalau masih berkhawatir-khawatir," ujar dia.
Lebih lanjut Darmin menyinggung soal upaya pemerintah untuk menjaga inflasi dari gejolak volatile foods. Ia menyadari bahwa dari pengaruh harga yang ditentukan pemerintah atas administered prices saja, inflasi di awal tahun 2017 sudah melonjak cukup tajam.
"Kuncinya bisa tidak kendalikan volatile food-nya. Sayangnya, volatile food sulit dikendalikan karena dia sangat tergantung juga sama musim," ujarnya.