REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penguatan Rupiah tertahan dolar AS yang mulai kuat dan buruknya data pertumbuhan, picu aksi jual di bursa saham. Penguatan surat utang negara yang diuntungkan oleh sentimen global berhasil mencegah pelemahan rupiah yang terlalu dalam.
"Ruang penguatan rupiah terbatas dengan dollar yang kuat tetapi naiknya cadangan devisa bisa angkat kepercayaan diri investor," kata Analis Riset Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, Rabu (8/2).
Imbal hasil global mayoritas masih turun walaupun tidak merata. Setelah sempat naik tipis menyusul data serapan tenaga kerja AS yang baik, defisit perdagangan AS yang menipis berhasil mendorong dollar index kembali ke atas 100 semalam.
Namun di sisi lain imbal hasil surat berharga AS masih tertekan, masih dipicu oleh flight to safety akibat meningkatnya risiko politik di Uni Eropa, yakni Jerman dan Perancis akan menggelar pemilu dalam waktu dekat. "Hal ini memberikan sentimen positif ke obligasi negara berkembang," kata Rangga.
Imbal hasil surat utang negara masih menguat hingga perdagangan Selasa, walaupun tertahan oleh sentimen negatif dari buruknya angka pertumbuhan PDB Kuartal IV 2016. Terlihat juga minat tinggi pada lelang sukuk yang terjaga menandakan daya tarik aset rupiah yang membaik.
"Ruang penurunan Imbal hasil SUN masih terbuka walaupun mulai terbatas," katanya.