Rabu 08 Feb 2017 12:03 WIB

Bank Mandiri Dorong Swasta Ikut Berpartisipasi dalam Pembangunan

Bank Mandiri
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Bank Mandiri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri bersama Mandiri Sekuritas menggelar Mandiri Investment Forum (MIF) 2017 untuk mendorong investasi swasta agar ekonomi terus tumbuh. Menurut Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, tujuan utama dari forum investasi ini adalah menjembatani kebutuhan informasi investor dan regulator dalam menentukan kebijakan yang terbaik untuk meningkatkan arus investasi di Tanah Air.

“Even ini menjadi kesempatan yang tepat dimana seluruh regulator stakeholder di bidang investasi akan duduk bersama untuk menjawab berbagai keraguan investor untuk menempatkan asetnya di Indonesia. Kami berharap event ini dapat menghasilkan impact yang signifikan pada penyempurnaan iklim investasi di Tanah Air,” kata Kartika saat membuka event bertema 'Reviving Private Investment', Rabu (8/2).

Salah satu hasil nyata dari event itu adalah penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Bank Mandiri dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk membantu meningkatkan investasi pada industri kreatif. “Kami menyadari bahwa industri kreatif domestik, terutama inovasi pemanfaatan teknologi informasi, memiliki potensi bisnis yang sangat besar dan mampu bersaing di tingkat internasional. Untuk itu, mereka perlu terus didukung sehingga dapat menjadi magnet bagi para investor yang tertarik pada bisnis ini,” ujar Kartika.

Dalam kajian terkininya, tim ekonom Mandiri Group mengungkapkan Indonesia perlu meningkatkan pertumbuhan investasi dalam jangka menengah untuk melanjutkan momentum pertumbuhan ekonomi yang terlihat sejak paruh kedua tahun lalu. Sebab, keterbatasan anggaran pemerintah dalam membiayai seluruh investasi, terutama infrastruktur. Dalam APBN 2017, pemerintah telah mengalokasikan kenaikan anggaran infrastruktur menjadi sekitar Rp 387 triliun, atau Rp 70 triliun lebih tinggi dibandingkan APBNP 2016. Namun, kebutuhan investasi sektor infrastruktur diperkirakan mencapai sekitar Rp 1.000 triliun per tahun

Tim ekonom Mandiri Group berpendapat, peluang peningkatan investasi swasta (domestik dan asing) di Indonesia masih besar, terutama jika merujuk pada data terbaru seperti pertumbuhan investasi asing yang kembali positif di 2016 setelah mengalami kontraksi sejak kuartal IV tahun 2014 sampai kuartal III tahun 2015.

Bahkan, hasil survey Japan Bank for International Cooperation (JBIC) kepada perusahaan-perusahaan manufaktur asal Jepang pada Desember 2016 menempatkan Indonesia sebagai tempat berinvestasi yang menjanjikan di jangka menengah dan panjang. Sedangkan investor-investor asal Tiongkok bahkan lebih optimis dan mendominasi investasi asing yang masuk ke Indonesia dengan menempati posisi pertama daftar investor terbesar di Indonesia, terutama di industri elektronik, mesin dan metal.

Sementara itu, Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir mengatakan, "MIF diharapkan dapat memberikan banyak informasi strategis mengenai peluang-peluang investasi yang dapat dilakukan di Indonesia. Mandiri Sekuritas optimistis iklim investasi, termasuk pasar modal, pada tahun ini akan lebih positif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi," kata dia.

Sebagai rangkaian kegiatan MIF, Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas juga mengajak para investor mengunjungi kantor Bank Indonesia dan pabrik pembuatan mobil di kawasan Jakarta Utara pada Selasa (7/2) untuk mendapatkan informasi pertama dari para pelaku investasi di Indonesia. Selanjutnya, para investor juga melakukan one on one meeting serta group meeting dengan pemangku kepentingan dan pelaku usaha guna mengetahui potensi bisnis yang bisa digarap.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement