REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Hidayatullah Sidoarjo menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan kepada 100 nasabah segmen mikro pada tahun ini. BMT yang terletak di halaman ruko La Jolla, Lingkar timur, Sidoarjo, tersebut diluncurkan pada Kamis (2/2).
BMT Hidayatullah merupakan koperasi simpan pinjam syariah untuk melayani masyarakat golongan menengah ke bawah. BMT ini langsung dikelola oleh Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Jatim Gerai Sidoarjo.
Manajer BMH Perwakilan Jawa Timur Gerai Sidoarjo, Ahmad Senidin, mengatakan, BMT ini merupakan BMT pertama di Sidoarjo yang dikelola BMH. Ia membidik segmen mikro untuk memperoleh pembiayaan dari BMT ini.
“Saat peluncuran kemarin kami menyalurkan pembiayaan kepada 30 nasabah. Targetnya sampai akhir tahun kami bisa menyalurkan pembiayaan kepada 100 nasabah mikro,” kata Senidin saat dihubungi Republika, Selasa (7/2).
Pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp 1 juta per nasabah. Artinya, BMT Hidayatullah telah menyalurkan Rp 30 juta kepada 30 nasabah mikro. Saat dibentuk, BMT ini memiliki aset Rp 40 juta.
Menurutnya, saat ini sudah ada sekitar 100 calon nasabah yang mengajukan pembiayaan. BMT masih melakukan seleksi terhadap para calon nasabah tersebut. Nasabah yang mengajukan pembiayaan disyaratkan telah menjalankan usaha minimal lima bulan.
“Kami ingin menelateni segmen mikro di Sidoarjo, karena segmen mikro perlu perhatian khusus, mereka menjadi target rentenir,” ujar alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Luqman Al-Hakim Surabaya tersebut.
Operasional BMT ini tidak menerapkan konsep bagi hasil, melainkan mewajibkan nasabahnya melakukan infak. Nominal infak ditetapkan sebesar Rp 500 per hari atau sekitar Rp 15 ribu per bulan. Dana infak ini digunakan untuk menopang operasional BMT. Sehingga, nasabah tetap mengembalikan uang senilai Rp 1 juta kepada BMT.
Di samping itu, BMT Hidayatullah bakal menjalin kerja sama dengan instansi maupun CSR perusahaan. Senidin berharap melalui kerja sama tersebut, BMT Hidayatullah dapat mengelola dana Rp 400 juta – Rp 500 juta sampai akhir 2017. Kemudian dalam tiga tahun ke depan BMT ini ditargetkan dapat mengelola dana sekitar Rp 2 miliar.
Untuk menggaet nasabah, BMT Hidayatullah menerapkan strategi klasterisasi untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan kebutuhan masyarakat Sidoarjo. Nantinya di setiap wilayah bakal terdapat satu koordinator untuk mengakomodasi kepentingan masyarakat.
Koordinator bertugas mendampingi nasabah dan melakukan penagihan. “Setiap koordinator juga mengajak nasabah agar mengikuti kajian bulanan,” imbuhnya.