Ahad 05 Feb 2017 18:52 WIB

Peruri Tambah Kepemilikan Saham di SPS

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Citra Listya Rini
Direktur Utama Perum Peruri Prasetio.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Direktur Utama Perum Peruri Prasetio.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Peruri menambah kepemilikan saham melalui Shareholder Agreement (SHA) dengan Sicpa, SA melalui perusahaan afiliasi PT. Peruri Sicpa Securink (SPS) dari sebelumnya 20 menjadi 48 persen.

Direktur Utama Peruri Prasetio mengatakan, Sicpa, SA adalah perusahaan multi nasional yang berkedudukan di Lausanne, Swiss yang memproduksi tinta sekuriti intaglio, optical variable ink (OVI) dan spark untuk pencetakan uang dan dokumen sekuriti lain seperti paspor, pita cukai dan lainnya.

Khusus untuk SPS, tinta yang diproduksi sebagian besar adalah intaglio untuk memenuhi kebutuhan Peruri di dalam mencetak uang NKRI.

"Peningkatan kepemilikan saham Peruri menjadi 48 persen tersebut merupakan langkah penting agar Peruri lebih berperan dalam menetapkan kebijakan di SPS dengan posisi sebagai super majority, artinya meskipun kepemilikan saham minoritas tetapi mempunyai peran penting menentukan kebijakan perusahaan," kata Prasetio melalui keterangan tertulisnya, Ahad (5/2).

Prasetio mengatakan, selain menambah saham pihaknha hendak bekerjasama dengan Sicpa untuk transfee knowledge. Ia menilai kedepan pihaknya ingin dari aksi korporasi ini bisa berdampak lebih bagi keilmuan anak bangsa.

Prasetio menjelaskan, dalam peningkatan kepemilikan saham ini Peruri tidak mengeluarkan uang tunai tetapi transaksi non-tunai, yaitu melalui kapitalisasi sewa lahan di Karawang, pengalihan mesin pengolah tinta dan tambahan goodwill dari Sicpa, SA.

SPS didirikan pada 2002 sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan tinta sekuriti Peruri menjalankan penugasan sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP32) untuk mencetak uang NKRI dan 4 (empat) produk utama lainnya, yaitu pita cukai, paspor, meterai dan buku pertanahan.

"Kami ingin secara bertahap kepemilikan Peruri terus naik dan setelah melalui negosiasi yang panjang, akhirnya cita-cita itu dapat direalisasikan. Idealnya kami ingin menjadi pemegang saham mayoritas", kata Prasetio.

Hingga 2016 pendapatan SPS mencapai Rp 477 miliar dengan laba bersih Rp 9,2 miliar. Perusahaan afiliasi Peruri ini cukup sehat dengan pertumbuhan rata-rata per-tahun 10 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement