REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Besarnya jumlah produksi beras petani awal tahun ini tidak mampu lagi ditampung gudang Bulog. Bahkan untuk pertama kalinya selama sembilan tahun, Jawa kembali mengirimkan beras ke Sumatra dan Kalimantan.
"Satu kali pengiriman bisa 50 hingga 100 ribu ton," ujar Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam rapat koordinasi di Auditorium Kementerian Pertanian (Kementan), Kamis (2/2).
Meski stok telah dikeluarkan ke Kalimantan dan Sumatra, ia mengatakan gudang masih penuh. Kapasitas gudang Bulog di Jawa Barat dan Jawa Tengah masing-masing sebesar 1,3 juta ton sedangkan di kapasitas gudang di Jawa Timur mencapai 1,5 juta ton.
Melimpahnya hasil panen membuat pihaknya segera mengambil sikap. Sebab, diakui Amran, harga beras sudah jatuh di bawah Harga Pokok Penjualan (HPP) Rp 7.300 per kilogram (kg) sehingga perlu dilakukan penyerapan oleh pemerintah.
Kendati demikian, hal itu dianggap memuaskan bagi Amran. "Itu tanda-tanda produksi kita baik," ujarnya.
Besarnya jumlah produksi beras tersebut belum termasuk stok beras nasional hingga tahun ini sebesar 1,7 juta ton. Angka tersebut lebih besar dari stok tahun sebelumnya sebesar 800 hingga 900 ribu ton. Konsumsi beras nasional sendiri sebesar 2,6 juta ton per bulan.
Ia menargetkan produksi beras tahun ini sebesar 75 juta ton. Angka tersebut meningkat dari target tahun lalu sebesar 73 juta ton dengan angka ramalan mencapai 79 juta ton produksi beras.