REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Perusahaan ternak sapi asal Jepang, Kamichiku Holdings, melakukan serangkaian kunjungan ke Provinsi Bali. Pemerintah Provinsi Bali menggunakan kesempatan tersebut untuk memperkenalkan varietas sapi Bali sebagai salah satu hewan ternak unggulan.
"Kami juga memperkenalkan program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) yang mengintegrasikan pertanian dengan ternak sapi," kata Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta, Rabu (1/2).
Sapi Bali merupakan sapi asli Indonesia dengan jumlah populasi cukup besar. Sapi Bali memiliki sejumlah keunggulan, antara lain mampu beradaptasi dengan lingkungan dengan ketersediaan pakan berkualitas rendah, tingkat fertilitas tinggi, dan kandungan proteinnya lebih lama setelah dibakar.
Satu kekurangan sapi Bali, menurut Sudikerta, adalah dagingnya kurang empuk, sehingga masih belum bisa bersaing ketat dengan pasar internasional. Padahal, populasi sapi Bali terus meningkat sehingga kualitas produk dari dagingnya perlu peningkatan.
Sudikerta berharap Kamichiku Holdings bisa bekerja sama untuk meningkatkan kualitas daging sapi Bali, dari sisi pengelolaan pakan dan perawatan. Sapi Bali diharapkan bisa bersaing dengan daging sapi Jepang yang terkenal, yaitu wagyu.
Presiden Direktur Kamichiku Holdings Masashi Kamimura mengatakan, perusahaannya bergerak di bidang peternakan dan pengelolaan sapi wagyu integratif. Kamichiku mempertahankan kualitas produknya dengan memerhatikan perawatan sapi, sejak proses penggemukan, pemberian pakan, hingga kesehatan sapi.
"Omzet bisnis pengolahan sapi yang kami dapatkan per tahunnya mencapai empat triliun rupiah atau sekitar 35 miliar yen," ujarnya.
Omset yang besar tersebut, kata Masashi tak lepas dari komitmen perusahaan mempertahankan kualitas daging sapinya. Ia mengatakan, jika pemerintah provinsi tak mau menyilangkan sapi Bali dengan wagyu maka perlu dicari alternatif lainnya.
Caranya adalah pemberian pakan berkualitas, menjaga kesehatan sapi dengan ketat, serta teknik pemotongan sapi yang sesuai aturan. Sapi bali, kata Masashi, berpotensi besar dikembangkan, terlebih memiliki keunggulan proteinnya lebih tahan lama dibanding wagyu jika dibakar. "Ke depannya pihak kami siap bekerja sama mengembangkan sapi bali," katanya.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali mendata populasi sapi bali pada 2014 mencapai 558 ribu ekor. Jumlah tersebut sedikit menurun menjadi 538.073 ekor pada 2015. Angka tersebut tak mengalami banyak perubahan pada 2016.