Kamis 02 Feb 2017 00:12 WIB

Membaiknya Harga Komoditas tidak Membuat Indonesia Layak Investasi

Perkeja mengangkat kelapa sawit ke atas truk di perkebunan kelapa sawit, Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat, Kamis (10/2).
Foto: Antara/Sahrul Manda Tikupadang
Perkeja mengangkat kelapa sawit ke atas truk di perkebunan kelapa sawit, Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat, Kamis (10/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga komoditas seperti batu bara dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) kini telah membaik. Hal itu memberikan kontribusi besar pada perekonomian Indonesia.

Meski begitu, kondisi positif tersebut tidak memengaruhi lembaga pemeringkat internasional asal Amerika Serikat (AS) Standar and Poor's. Kepala Riset Pendapatan Tetap Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan, lembaga pemeringkat itu seharusnya memberikan rating layak investasi kepada Indonesia.

"Kenaikan harga komoditas akan berefek pada sektor lain," ujar Handy, di Jakarta, Rabu, (1/2). Menurutnya, ada perbaikan dari sisi fiskal pemerintah, walau pada tahun ini short fall.

Menurutnya, bila prediksi tidak meleset maka akan berdampak pada penurunan imbal hasil atau yield Surat Utang Negara (SUN). Yield SUN dengan tenor waktu 10 tahun pada akhir lalu sebesar 7,25 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement