Selasa 31 Jan 2017 08:50 WIB

Hasil Panen Kopi di Lampung Diperkirakan Anjlok, Ini Penyebabnya

Red: Nur Aini
Kopi Lampung (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Kopi Lampung (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Panen kopi di Provinsi Lampung tahun ini diperkirakan turun sekitar 20 hingga 30 persen akibat intensitas musim hujan cukup tinggi pada tahun lalu.

"Faktor utama perkiraan turunnya panen kopi karena hujan yang cukup tinggi pada tahun lalu sehingga merontokkan bakal buah kopi," kata Mukhlis (36 tahun) petani kopi asal Kabupaten Lampung Barat, saat dihubungi dari Bandarlampung, Selasa (31/1).

Ia menyebutkan panen raya kopi diperkirakan sekitar bulan Juli-Agustus 2017 di Lampung Barat dan sekitarnya. Musim hujan pada tahun lalu dengan intensitas cukup tinggi telah merusak atau merontokkan bakal buah biji kopi. Namun demikian, kata dia, saat ini intensitas hujan di Lampung Barat dalam sebulan terakhir berkurang sehingga diharapkan biji kopi dapat tumbuh dengan baik. "Mudah-mudahan hujan awal tahun hingga jelang panen tak sebesar tahun lalu," ujarnya.

Mukhlis mengatakan biji kopi tanaman petani di Lampung Barat saat ini sebesar biji jagung dan diharapkan bisa dipanen dalam lima hingga enam bulan mendatang. Ia menjelaskan rata-rata panen kopi tahun lalu, di Lampung Barat sekitar 2 ton lebih dan diperkirakan tahun ini berkurang sekitar 20 hingga 30 persen.

Harga biji kopi di tingkat petani, ia menyebutkan saat ini sekitar Rp 25 ribu per kilogram, sedangkan di tingkat pengekspor mencapai Rp 27 ribu per kg. Harga biji kopi itu menurutnya, naik dibandingkan sebulan lalu yang hanya mencapai Rp 23 ribu per kg.

Ia mengatakan kenaikan harga kopi akibat komoditas itu saat ini sangat sedikit mengingat belum memasuki masa panen serta panen penyelang juga kurang. "Petani di kawasan Way Tenong, Lampung Barat saat ini hanya mampu menyuplai barang ke eksportir hanya satu hingga dua mobil per hari," katanya.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Lampung menyatakan bahwa sebesar 85 persen ekspor kopi robusta Indonesia berasal dari Lampung. Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Sutono menyebutkan kopi memberikan kontribusi sebesar 21,22 persen dari produksi nasional dan sebesar 85 persen ekspor komoditas tersebut berasal dari Lampung.

Ia menjelaskan untuk komoditas perkebunan, upaya yang dilakukan adalah mempertahankan kualitas dan kuantitas ekspor kopi, serta meningkatkan produksi komoditas unggulan Lampung lainnya seperti kakao, lada, tebu, dan kelapa. "Selain itu dilakukan pula peremajaan bagi tanaman perkebunan yang sudah berumur tua dan tidak produktif," ujarnya. Luas areal kopi di Lampung mencapai 163.837 hektare dengan produksi kopi mencapai sekitar 100-120 ribu ton per tahun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement