Sabtu 28 Jan 2017 06:20 WIB

Trump Pertimbangkan Pencabutan Sanksi Bagi Rusia

Presiden AS, Donald Trump
Foto: AP
Presiden AS, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Jumat (27/1) bahwa pembicaraan akan segera dilakukan mengenai pencabutan sanksi terhadap Rusia terkait krisis Ukraina. "Saya dengar pembicaraan melalui telepon sedang diatur. Kita lihat apa hasilnya," kata Trump dalam pertemuan pers bersama Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May.

"Soal sanksi, sudah jelas itu akan segera dibicarakan," ujar Trump.

Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan melakukan pembicaraan melalui telepon pada Sabtu, menurut sejumlah pejabat AS dan Rusia. 

Presiden AS itu telah menyiratkan bahwa ia kemungkinan akan mencabut sanksi-sanksi terhadap Rusia jika Moskow bisa menunjukkan bahwa negara itu bisa membantu memerangi teroris serta mencapai tujuan-tujuan lainnya yang dianggap penting oleh Amerika Serikat. 

Trump selama ini telah secara terbuka menunjukkan keberpihakannya terhadap Rusia. Sikap Trump itu baru-baru ini menjadi bahan pengkajian di tengah kesimpulan badan intelijen AS bahwa Rusia telah membantunya memenangi pemilihan presiden melalui tindakan peretasan. 

Rusia membantah berada di balik serangan dunia maya, yang mengincar Komite Nasional Demokrat serta surat-surat elektronik pribadi ketua tim kampanye Hillary Clinton, John Podesta. Trump telah berulang kali mengatakan ia meragukan kebenaran informasi dari badan intelijen AS, yang menuding Moskow terlibat dalam peretasan.

Dalam pertemuan dengan pers pada Jumat (27/1), PM Theresa May mengatakan sanksi-sanksi terhadap Rusia harus tetap diberlakukan hingga Rusia menerapkan secara penuh komitmennya terhadap Perjanjian Minsk 2014. 

"Sejauh yang Kerajaan Inggris lihat menyangkut sanksi terhadap Rusia dalam kaitannya dengan pergerakan mereka di Ukraina, kami telah menjelaskan bahwa kami ingin Perjanjian Minsk dilaksanakan secara penuh," kata May.

"Menurut kami, sanksi-sanksi harus tetap diterapkan sampai kita melihat bahwa Perjanjian Minsk diwujudkan secara penuh dan kami terus membahas masalah itu di Uni Eropa," kata May menambahkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement