Selasa 21 Jan 2025 16:14 WIB

Donald Trump Resmi Jadi Presiden AS, Rupiah Menguat Tipis 

Rupiah ditutup menguat 24,50 poin menuju level Rp 16.343 per dolar AS.

Rep: Eva Rianti  / Red: Gita Amanda
Nilai tukar mata uang rupiah mengalami penguatan tipis pada perdagangan Selasa (21/1/2025). (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Nilai tukar mata uang rupiah mengalami penguatan tipis pada perdagangan Selasa (21/1/2025). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar mata uang rupiah mengalami penguatan tipis pada perdagangan Selasa (21/1/2025), pasca-diresmikannya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada 20 Januari 2025 waktu AS. 

Mengutip Bloomberg, rupiah ditutup menguat 24,50 poin atau 0,15 persen menuju level Rp 16.343 per dolar AS pada penutupan perdagangan Selasa (21/1/2025). Pada perdagangan sebelumnya, Mata Uang Garuda berada di level Rp 16.367 per dolar AS. 

Baca Juga

“Trump tidak mengenakan tarif perdagangan apapun pada Tiongkok, Meksiko, dan Kanada, tiga negara yang telah menjadi subjek kemarahannya dalam beberapa bulan terakhir  pada hari pertama masa jabatannya sebagai Presiden. Namun Trump mengisyaratkan bahwa ia sedang mengevaluasi ulang perdagangan AS, khususnya bahwa ia akan mengenakan tarif 25 persen pada impor dari Kanada dan Meksiko,” kata Pengamat Mata Uang yang juga Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, Selasa (21/1/2025). 

Ibrahim menyebut, Trump juga menandatangani perintah yang menyerukan kebijakan perdagangan America First, yang menginstruksikan lembaga federal untuk menyelidiki praktik perdagangan yang tidak adil oleh negara lain, sambil juga meninjau perjanjian perdagangan saat ini. 

“Perintah Trump memicu spekulasi bahwa ia masih akan mengenakan tarif perdagangan yang lebih tinggi terhadap negara-negara ekonomi utama, terutama Tiongkok. Hal ini terjadi bahkan ketika Trump mengadakan dialog positif dengan mitranya dari Tiongkok Xi Jinping minggu lalu,” ujar dia.  

Peningkatan tarif perdagangan dinilai dapat mengganggu perdagangan global, dan juga dapat memicu tindakan balasan dari negara-negara ekonomi utama, yang memicu perang dagang global baru antara AS dan negara-negara ekonomi utama lainnya. Namun, Tiongkok diperkirakan akan membuka lebih banyak stimulus dalam menghadapi perang dagang AS, yang dapat meningkatkan pertumbuhan lokal.

Sentimen dalam negeri 

Ibrahim melanjutkan, ada beberapa sentimen internal atau dalam negeri yang memengaruhi pergerakan rupiah pada hari ini. Terutama yakni soal optimisme pemerintah pada terwujudnya swasembada pangan dan energi. 

“Pemerintah percaya diri bahwa program prioritas swasembada pangan dan energi dapat terwujud lebih cepat. Jelang 100 hari masa pemerintahannya, Prabowo menyampaikan bahwa swasembada pangan yang semula ditarget tercapai pada 2029, kini diyakini dapat dicapai dalam waktu 2 tahun. Setali tiga uang, Prabowo juga optimistis swasembada energi bisa dicapai dalam waktu dekat. Dalam waktu lima tahun ke depan, Indonesia bisa lepas dari ketergantungan impor bahan bakar minyak (BBM),” jelas Ibrahim. 

Sementara itu, dalam mewujudkan swasembada energi, pemerintah mulai menerapkan mandatory penggunaan campuran bahan bakar nabati biodiesel berbasis minyak sawit sebesar 40 persen atau B40 mulai 1 Januari 2025. Dengan implementasi B40, negara dapat melakukan penghematan devisa dari pengurangan impor BBM. Pemerintah menyampaikan bahwa dengan bekal sumber daya alam (SDA) yang besar dan kemampuan negara yang baik dalam melakukan transformasi energi, maka bukan mustahil untuk mencapai swasembada energi 100 persen pada akhir 2029. 

“Strategi swasembada pangan & energi seiring dengan target swasembada pangan, pemerintah telah memutuskan untuk tak lagi mengimpor empat komoditas pangan, yakni beras, gula konsumsi, garam konsumsi, dan jagung untuk pakan ternak pada 2025,” lanjutnya. 

Penghentian importasi tidak hanya dilakukan terhadap keempat komoditas tersebut. Namun, akan secara berkala mengoptimalkan produksi komoditas lainnya untuk bisa mengurangi bahkan setop impor. Selain itu, Pemerintah  juga resmi menutup keran impor gandum untuk pakan ternak tahun ini. Langkah ini ditempuh lantaran produksi jagung dalam negeri melimpah. 

“Diprediksi untuk perdagangan besok (Rabu, 22 Januari 2025), mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.300-Rp 16.350 per dolar AS,” tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement