Jumat 27 Jan 2017 12:45 WIB

Ini Kebiasaan Masyarakat Indonesia Menyambut Imlek

Desain amplop angpau dari UOB.
Foto: UOB
Desain amplop angpau dari UOB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyaraat diprediksi akan berbelanja lebih banyak pada hari Imlek. Sebuah survei dari PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) bertajuk 'Memahami Perilaku Konsumen Saat Tahun Baru Imlek di Indonesia' mengungkapkan bahwa setidaknya 40 persen dari responden yang mewakili masyarakat yang merayakan Imlek berencana untuk berbelanja lebih banyak untuk keluarga.  

 

Sementara 40 persen lainnya mengatakan mereka berencana untuk berwisata baik ke dalam maupun luar negeri untuk mengunjungi keluarga atau kerabat. Dari rata-rata pengeluaran untuk perayaan Tahun Baru Imlek yang sebesar Rp 10.727.876, responden mengatakan bahwa lebih dari 30 persen dari biaya atau sebesar Rp 3.542.500 akan mereka belanjakan untuk berwisata.

Lynn Ramli, Head of Personal Financial Services UOB Indonesia mengatakan bahwa kecenderungan masyarakat Indonesia untuk berwisata dalam rangka merayakan Tahun Baru Imlek ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil dalam beberapa tahun terakhir. Menurut dia, bertambahnya masyarakat khususnya kelas menengah–atas Indonesia telah memberikan manfaat positif bagi perekonomian negara ini, dan berwisata telah menjadi bagian dari gaya hidup yang signifikan bagi mereka.

"Sebagai bank yang memahami kebutuhan nasabah, UOB Indonesia meluncurkan berbagai program promosi wisata melalui kartu kredit UOB akhir tahun lalu untuk menyediakan kenyamanan bagi para nasabah,” kata Lynn.

Bagi responden yang ingin berwisata ke luar negeri, negara-negara di Asia Tenggara menjadi tujuan wisata  paling favorit (41 persen), diikuti oleh Jepang (29 persen). Hal ini seiring dengan pandangan positif akan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat di tahun 2017 dari mayoritas responden (77 persen).

                                                          

Survei UOB dilakukan secara online dan kuantitatif terhadap 500 responden di Indonesia yang berusia 18 hingga 55. Survei tentang Perilaku dan Sikap terhadap Tahun Baru Imlek 2017 (Understanding Consumer Behaviour during Lunar New Year in Indonesia)  ini dilakukan pada bulan November hingga Desember 2016. Survei yang sama juga dilakukan di Cina, Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Namun, meski berwisata telah menjadi gaya hidup, hasil survei ini juga memperlihatkan masih banyak masyarakat Indonesia yang merayakan Imlek dengan melakukan tradisi menghadiri reuni keluarga. "Hal ini memperlihatkan tetap kuatnya ikatan kekeluargaan di tengah-tengah perubahan prioritas gaya hidup,” ujar Lynn.

 

Tradisi untuk memberikan angpao juga berlanjut sebagai bagian yang signifikan dari perayaan Tahun Baru Imlek. Pemberian angpao menghabiskan hampir 20 persen dari total biaya perayaan Imlek tahun ini. Orang tua dan mertua merupakan penerima angpao terbanyak dengan jumlah rata-rata masing-masing sebesar Rp 752.256 dan Rp 646.470.  

Tujuh puluh dua persen dari responden mengatakan bahwa mereka akan menabungkan uang yang mereka terima dari angpao. Indonesia juga tercatat sebagai negara yang paling dermawan dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Dua puluh tujuh persen dari responden Indonesia mengatakan bahwa mereka akan mendonasikan uang angpao mereka.

 

“Masyarakat Indonesia memiliki nilai yang tinggi atas sikap dermawan. Bagi masyarakat Indonesia pada umumnya, kebahagiaan terletak saat mereka dapat memberi dan berbagi. Nilai-nilai tersebut dapat lebih dirasakan dalam suasana hari raya seperti Tahun Baru Imlek, di mana mereka berbagi bukan hanya dengan keluarga dan kerabat, namun juga dengan mereka yang membutuhkan,” ujar Lynn.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement