REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman meluncurkan cabai varietas JTPK 1 yang merupakan pengembangan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbang Kementerian Pertanian. "Ini varietas baru dan akan disebar ke seluruh Indonesia, namanya JPTK 1, yang merupakan kepanjangan dari Jawa Timur Pakde Karwo 1," ujarnya di Kantor BPTP Jatim di Surabaya, Kamis (26/1).
Pada kesempatan itu, mentan mencoba merasakan dan mengakui bahwa rasanya sangat pedas dan produktivitasnya cukup tinggi sehingga layak mendapat apresasi. Kata dia, jika setiap hektare umumnya panen cabai antara 8 kuintal sampai satu ton, namun JTPK 1 bisa panen hingga dua ton per hektare.
Untuk menekan harga cabai yang mengalami lonjakan, kata dia, juga disebar bibit cabai dengan memberikan gratis bagi tiap rumah tangga hingga menanam 5-10 pot. Tak itu saja, Menteri Amran juga menyampaikan bahwa anggaran gerakan tanam cabai tahun ini dianggarkan sebesar Rp 100 miliar. Bahkan, jika dirasa masih kurang, maka tahun depan disediakan hingga Rp 200 miliar. "Kalau tiap rumah tangga bisa tanam dan panen cabai, maka cabai petani bisa kita ekspor," katanya.
Menteri Amran juga menegaskan, saat ini, pihaknya terus menggalakkan Gerakan Nasional Penanaman 60 juta pohon cabai (Gertam Cabai) di pekarangan.
Menurut dia, gerakan tersebut merupakan solusi permanen mengatasi tingginya fluktuasi harga cabai tiap tahun karena mampu menekan biaya belanja bagi ibu rumah tangga.
"Gerakan menanam cabai ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan lahan pekarangan untuk ditanami berbagai jenis sayur dan cabai. Ini penting dilakukan untuk menyikapi fluktuasi harga cabai yang terjadi setiap tahun," katanya.
Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan, cabai Jatim selama ini sudah surplus, bahkan terkadang dikirim ke provinsi lain. "Yang paling terkenal itu Cabai Kelud dari Kediri. Biasanya kami mengirimnya ke berbagai daerah, bahkan sejumlah provinsi," kata Pakde Karwo, sapaan akrabnya.