REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia turun pada Rabu (25/1) atau Kamis (26/1) pagi WIB), setelah laporan menunjukkan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) meningkat. Hal tersebut memicu kekhawatiran berlanjutnya kelebihan pasokan minyak mentah global.
Menurut laporan mingguan Badan Informasi Energi AS (EIA), persediaan minyak mentah AS naik 2,8 juta barel pada pekan yang berakhir 20 Januari menjadi 488,3 juta barel dan naik 5,3 persen dari periode sama tahun lalu. Kenaikan persediaan minyak mentah AS ini sesuai dengan ekspektasi para analis.
Kenaikan stok memperkuat kembali ekspektasi para investor bahwa peningkatan produksi minyak serpih (shale oil) AS tahun ini akan mengurangi dampak dari penurunan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen-produsen utama lainnya.
Patokan harga di pasar AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, berkurang 0,43 dolar AS menjadi menetap di 52,75 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret, turun 0,36 dolar AS menjadi ditutup pada 55,08 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.