REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi akses keuangan di Indonesia terbilang unik. Sebab, pengguna internet banyak sementara di sisi lain akses masyarakat terhadap produk keuangan, seperti tabungan dan pinjaman, masih rendah.
Mengatasi hal itu, saat ini banyak layanan keuangan berbasis teknologi atau financial technology (fintech) yang memberikan akses kepada masyarakat. Sebagai otoritas sistem pembayaran, Bank Indonesia telah membentuk BI Fintech Office untuk pengembangannya.
UangTeman, salah satu perusahaan fintech dengan skema peer to peer lending berencana untuk ikut dalam BI Fintech Office dalam mengembangkan perusahaan. "Kalau ada kesempatan, kami di UangTeman akan dengan senang hati bekerja sama dengan semua inisiatif dari regulator,"ujar CEO UangTeman, Aidil Zulkifli, Rabu (25/1).
Menurut Aidil, dukungan penuh regulator dalam membangun bisnis fintech di Indonesia dan dalam upaya memberikan perlindungan maksimal terhadap konsumen Indonesia yang berhubungan dengan layanan fintech. BI Fintech Office dapat membantu bisnis fintech di Indonesia untuk tumbuh lebih sehat, inovatif, terpercaya dan prudent.
"Ekosistem sangat penting sebagai support system buat perkembangan fintech yang masih muda di Indonesia dan BI Fintech Office bisa menjadi jangkar dalam membangun ekosistem tersebut," katanya.
Kondisi Indonesia yang cukup unik dalam akses internet yang tinggi namun masih banyak yang tidak unbankable, merupakan peluang besar bagi pelaku fintech untuk bisa meningkatkan akses finansial dan finansial inklusi masyarakat di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi.
"Karena kesempatan ini memiliki peluang yang besar (terdapat puluhan jutaan orang yang belum punya akses keuangan), kami lihat akan banyak fintech yang masuk ke sini," tutur Aidil.
Hal tersebut menurutnya bagus karena membantu pemerintah mendorong Inklusi Finansial. Sehingga tren ke depan, keberadaan fintech akan ikut mendorong partisipasi masyarakat yang lebih besar dalam mengakses dan menggunakan produk keuangan.