Kamis 26 Jan 2017 04:17 WIB

Setelah AS Keluar, Indonesia tak Peduli Lagi dengan Perdagangan Bebas Trans-Pasifik

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Budi Raharjo
 Kapal laut membawa peti kemas mengantri di perairan pelabuhan Tanjung Priuk,Jakarta, Selasa (17/5). (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Kapal laut membawa peti kemas mengantri di perairan pelabuhan Tanjung Priuk,Jakarta, Selasa (17/5). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi mengatakan, Indonesia tidak terpengaruh dengan keputusan Amerika Serikat (AS) yang keluar dari perjanjian perdagangan Trans Pacific Partnership (TPP). Justru saat ini Jepang dan Cina gencar menggandeng sejumlah negara termasuk Indonesia untuk bergabung dalam kerja sama perdagangan regional.

"Namun sekarang ada usul-usul yang dilakukan Jepang, yang kemarin bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk kerja sama regional lain lagi dan Cina juga begitu," ujar Sofjan di Jakarta, Rabu (25/1).

Menurut Sofjan, sekarang ada dua kekuatan yang melakukan approach kepada Pemerintah Indoensia, yakni  Jepang dan Cina. Kedua negara tersebut sedang gencar melakukan pertemuan-pertemuan sambil menunggu kejelasan arah kebijakan ekonomi AS.

Setelah AS lepas dari TPP, banyak negara yang mengusulkan agar Cina masuk ke TPP. Tapi ini semua belum dipastikan karena negara-negara di dunia ingin melihat arah kebijakan AS terlebih dahulu. Menurut Sofjan, Indonesia memang sempat ingin masuk ke dalam TPP namun dengan keluarnya AS dari perjanjian perdagangan tersebut maka tidak akan merugikan Indonesia.

"Kita nothing to lose dengan TPP, dalam pertemuan di Davos kemarin yang terjadi bahwa Vietnam pun merasakan bahwa dia dirugikan karena ikut dalam TPP itu," kata Sofjan.   

Dengan keluarnya AS dari TPP, diharapkan negara-negara Asia masih bisa tetap melakukan kerja sama perdagangan di tingkat regional lainnya maupun menjalin kerja sama bilateral. Sofjan menambahkan, sebelumnya memang Indonesia ingin masuk TPP agar tidak kalah saing dengan Vietnam dan Malaysia.

Namun kini setelah AS keluar dari TPP, Indonesia tidak ambil pusing lagi untuk mempelajari skema perjanjian perdagangan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement