Kamis 26 Jan 2017 04:31 WIB

AS Mulai Mengarah ke Fair Trade

Suasana aktifitas bongkar muat pelabuhan peti kemas di Tanjung Priuk, Jakarta, Selasa (10\1)
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Suasana aktifitas bongkar muat pelabuhan peti kemas di Tanjung Priuk, Jakarta, Selasa (10\1)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi bidang Kebijakan Publik Setwapres Dewi Fortuna Anwar mengatakan, Pemerintah Amerika Serikat (AS) sempat membahas mengenai arah perubahan kebijakan perdagangan dari free trade menjadi fair trade. Pembahasan ini disampaikan oleh Duta Besar AS untuk Indonesia Jospeh R Donovan ketika bertemu dengan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla di Jakarta.

"Ini ironi, harusnya negara berkembang yang mengatakan fair trade dan Amerika sebagai negara liberal biasanya berbicara free trade, tapi ternyata dengan free trade ini, Amerika yang awalnya unggul mulai kalah bersaing dengan negara-negara lain terutama Cina karena mereka bisa lebih efisien," ujar Dewi di Jakarta, Rabu (25/1).

Menurut Dewi, AS yang awalnya menjadi kampiun dalam free trade kini sudah mulai mengikuti jejak Indonesia untuk mengedepankan fair trade. Artinya, jangan sampai kebebasan perdagangan justru mengorbankan pekerja sehingga menimbulkan pengangguran. Selama ini penekanan AS dalam perdagangan yakni selalu membuka pasar di luar sehingga pergerakan barang di AS bisa bebas masuk.

Saat ini AS ingin memproteksi lapangan kerja mereka sendiri dan lebih banyak mengarah ke bilateral. Sebab, dengan hubungan bilateral maka akan mudah melakukan negosiasi. Sedangkan, jika perdagangan berada di tataran global maka semua negara harus patuh.

"Jadi dalam hal ini posisi Amerika Serikat mirip dengan posisi Indonesia karena kampanye Jokowi dan JK juga itu ya, yakni bagaimana menciptkan lapangan kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat Indonesia," kata Dewi.

Dewi menambahkan, dalam pertemuan tersebut Dubes AS juga mempertanyakan prioritas utama Indonesia. Pemerintah Indonesia telah menetapkan tiga prioritas utama pembangunan yakni infrastruktur, kemandirian dalam bidang pangan khususnya meningkatkan produktivitas, dan manufaktur.

Dewi mengatakan, Pemerintah AS tertarik untuk menjalankan kerja sama di bidang penerbangan dan juga tertarik dengan industri pertanian. "Mereka (AS) ingin mengirimkan beberapa bahan terkait dengan kemajuan mereka dalam bidang pangan," kata Dewi.

Perdagangan memang sudah menjadi suatu bagian dari globalisasi. Dalam hal ini Pemerintah Indonesia juga akan selalu mengutamakan perdagangan yang menguntungkan rakyat sendiri dan tidak sampai menciptakan pengaangguran secara masif. Menurut Dewi, bagi Indonesia istilah fair trade itu adalah sesuatu yang sudah diperjuangkan sejak waktu lama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement