Selasa 24 Jan 2017 20:10 WIB

Bank Bukopin Syariah Targetkan Pembiayaan Tumbuh 23 Persen

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang karyawati melayani nasabah di Banking Hall Bank Syariah Bukopin, Jakarta, Selasa (27/12).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Seorang karyawati melayani nasabah di Banking Hall Bank Syariah Bukopin, Jakarta, Selasa (27/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bank Syariah Bukopin (BSB) menargetkan pembiayaan tahun ini bisa tumbuh sebesar 23 persen dari realisasi pembiayaan pada 2016 sebesar Rp 4,78 triliun.‬ Menurut Direktur Bisnis BSB, Aris Wahyudi, ia lebih optimistis pada pasar pembiayaan tahun ini dibandingkan dengan 2016 yang hanya tumbuh 11,43 persen.

"Tapi pada 2016 lalu, kinerja kami masih tumbuh di atas rerata industri perbankan syariah maupun konvensional yang di bawah 10 persen," ujar Aris, Selasa (24/1).

Bank Bukopin Syariah Bandung Operasikan Kas Keliling

 ‬

Aris mengatakan, ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi perlambatan bisnis perbankan. Salah satunya, efisiensi APBN yang mencapai Rp 162 triliun membuat perekonomian pada akhir tahun lalu melambat. Padahal, biasanya kinerja perekonomian pada akhir tahun melesat yang turut didorong belanja pemerintah.‬

‪“Tahun ini diharapkan lebih baik seiring proyeksi pertumbuhan ekonomi yang semakin positif, akan mendorong pasar pembiayaan ikut tumbuh," katanya.

BSB mayoritas membidik pasar ritel. Khususnya, terkait dengan sektor pendidikan, kesehatan, dan pariwisata yang merupakan pangsa utama untuk pembiayaan maupun menjaring likuiditas.‬ ‪Penggarapan segmen pasar ritel tersebut, kata dia, dinilai lebih efektif karena BSB bisa memberikan berbagai macam pelayanan perbankan terhadap komunitas. Yakni, mulai dari layanan tabungan, pembayaran gaji, hingga pembiayaan lembaga maupun individu. ‬

‪“Kami telah banyak mengembangkan model kerja sama dengan ratusan institusi pendidikan yang menjadi salah satu segmen utama BSB," katanya.

Strategi ini, kata dia, cukup efektif dalam mengembangkan pasar karena kemitraan bisa dijalin dalam jangka panjang dengan layanan yang menyeluruh. Salah satu model bisnisnya adalah kemitraan dengan Yayasan PGII Bandung yang sudah terjalin sejak 2010. Yakni, BSB memberikan hampir seluruh layanan perbankan mulai dari pembayaran gaji, tabungan, hingga pembiayaan yang tahun ini ditambah plafonnya sebesar Rp 12 miliar.‬

‪Tahun lalu, kata dia, pihaknya memberikan plafon hingga Rp 22 miliar sehingga total plafon pembiayaan yang disiapkan untuk PGII mencapai Rp 34 miliar.

“Kami akan terus memperluas layanan bagi kamunitas pendidikan baik di daerah yang sudah ada kantor cabang maupun yang belum ada jaringan BSB seperti di Sukabumi,” ‬katanya.

‪Selain memperkuat pasar pembiayaan, kata dia, penggarapan pasar komunitas itu juga turut memperkuat likuiditas bank di mana total dana pihak ketiga BSB pada tahun lalu tumbuh mencapai 14,43 persen.

‪Tahun ini, menurut Aris, BSB menargetkan DPK akan tumbuh mencapai 24 persen dengan memacu komposisi dana murah agar bisa seimbang. Saat ini, komposisi dana tabungan dan giro baru 30 persen dan deposito masih mencapai 70 persen dalam menopang pendanaan.‬

‪“Kami bersyukur, untuk kinerja laba pada 2016 masih meningkat hampir 53 persen ke angka Rp 62,95 miliar, dari tahun 2015 sekitar Rp 40 miliar," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement