Selasa 24 Jan 2017 18:25 WIB

Survei OJK: Pria Lebih Paham Industri Keuangan Dibanding Perempuan

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Pelajar SD mengibarkan bendera saat mengikuti literasi keuangan dan perbankan di Bursa Efek Inonesia (BEI), Jakarta, Jumat (9\9).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Pelajar SD mengibarkan bendera saat mengikuti literasi keuangan dan perbankan di Bursa Efek Inonesia (BEI), Jakarta, Jumat (9\9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja mengumumkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK). Hasilnya cukup menarik, karena ternyata pria lebih memahami dan menjadi pengguna terbesar produk jasa keuangan.

Deputi Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Anggar B. Nuraini mengungkapkan, dari hasil survei indeks pemahaman (literasi) terhadap produk atau layanan keuangan mencapai 33,52 persen untuk pria dan 25,96 persen untuk wanita. Sedangkan untuk pengguna jasa keuangan (inklusi) menembus 69,50 persen untuk pria serta 66,09 untuk perempuan.

"Padahal yang menjadi menteri keuangan dalam rumah tangga itu ibu-ibu, tapi yang lebih paham tentang jasa keuangan malah laki-laki. Malah banyak bapaknya yang pergi ke pegadaian, ujar Anggar, dalam Konferensi Pers, di Jakarta, Selasa, (24/1).

Ia menyebutkan, untuk literasi keuangan di sektor perbankan, sebanyak 32,7 persen kaum pria mengaku paham sedangkan perempuan 25,04 persen. Sedangkan sektor asuransi, laki-laki yang paham mencapai 18,44 persen sedangkan perempuan 13,01 persen.

"Untuk lembaga pembiayaan, laki-laki masih mendominasi sebanyak 15,99 persen dan untuk perempuan 10,2 persen. Dana pensiun, laki-laki 13,10 persen lalu perempuan 8,65 persen," ujar Anggar.

Di sektor pegadaian, pria yang memahami layanan tersebut sebanyak 19,97 persen dan untuk perempuan mencapai 15,61 persen. Kemudian di pasar modal, pria mencapai 5,37 persen sedangkan perempuan 3,39 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement