Ahad 22 Jan 2017 19:32 WIB

Koperasi Syariah 212 Bisa Jadi Pilihan Masyarakat

Rep: Fuji E Permana/ Red: Angga Indrawan
 Ustadz Zaitun Rasmin (ketiga kiri) bersama ketua koperasi syariah Antonio Syafe’i (ketiga kanan) memberikan pengarahan kepada Jamaah yang mengisi formulir untuk menjadi anggota koperasi syariah 212 di STEI Tazkia, Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/1).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ustadz Zaitun Rasmin (ketiga kiri) bersama ketua koperasi syariah Antonio Syafe’i (ketiga kanan) memberikan pengarahan kepada Jamaah yang mengisi formulir untuk menjadi anggota koperasi syariah 212 di STEI Tazkia, Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koperasi Syariah 212 dinilai bisa menjadi pilihan masyarakat saat ini. Ketua Bidang Ekonomi Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas mengatakan, mengelola koperasi jelas tidak sama dengan mengelola sebuah perusahaan yang didirikan dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT). 

Sebab, filosofinya berbeda, corporate culture dari koperasi dan PT jelas sangat berbeda. "PT lebih mencerminkan usaha yang bersifat individu atau sejumlah individu atau pemegang saham. Sementara, koperasi lebih mengedepankan kepentingan anggota dan kebersamaan," kata Anwar kepada Republika.co.id, Ahad (22/1).

Ia menjelaskan, saat ini banyak orang telah melihat ekonomi di Indonesia dikuasai oleh pihak swasta (PT). Mereka sangat individualistis dan menimbulkan berbagai masalah.  Sebagai contoh dari dampaknya, tingginya angka pengangguran, kemiskinan dan kesenjangan ekonomi di antara masyarakat. Sehingga, masyarakat sudah banyak yang kecewa dan berusaha untuk mencari solusi. 

"Dan koperasi syariah dalam hal ini memang bisa jadi pilihan (masyarakat)," ujarnya.

Ia menegaskan, akan tetapi untuk mengembangkan koperasi saat ini jelas tidak mudah. Sebab, banyak kendala yang dihadapi seperti dari sisi regulasi dan kebijakan pemerintah yang kurang mendukung. 

Di samping itu, dikatakan dia, belum terbangunnya kepercayaan masyarakat yang cukup tinggi terhadap koperasi. Tapi kalau diteliti, sambungnya, penyebab utama dari kurang berkembangnya koperasi di Indonesia, sebenarnya banyak dipengaruhi oleh sumber daya manusia (SDM) yang belum mumpuni.

Dikatakan dia, kalau Koperasi Syariah 212 bisa dikelola orang-orang yang benar-benar profesional, mengerti dan paham koperasi syariah, maka tentu ceritanya akan lain. Ia juga melihat Koperasi Syariah 212 yang baru berdiri sudah memilih dan menempatkan orang-orang yang kredibel dan punya kompetensi. 

Maka, untuk membuat Koperasi Syariah 212 menjadi bagus dan kuat, tinggal pengurusnya bisa membuat 4G. "Yaitu good planning, good excecuting, good corporate governance dan good budgeting," jelasnya. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement