Sabtu 21 Jan 2017 13:47 WIB

Penjualan Cabai Rawit di Madiun Merosot

 Pedagang sedang memiliah cabai rawit merah di pasar tradisional, Jakarta, Senin (2\1).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Pedagang sedang memiliah cabai rawit merah di pasar tradisional, Jakarta, Senin (2\1).

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Penjualan cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisonal di Kota Madiun, Jawa Timur, merosot tajam akibat masih tingginya harga komoditas pedas tersebut di kisaran Rp 95 ribu hingga Rp 100 ribu per kilogram.

Salah satu pedagang cabai di Pasar Besar Madiun, Kesi mengatakan, sebelum harganya naik, ia memiliki stok cabai 20 kilogram per harinya. Namun, setelah harganya melejit, ia hanya bisa menjual lima kilogram saja.

"Pembeli semua mengurangi belanjanya. Pelanggan juga membeli cabai hanya setengah, bahkan hanya seperempat kilogram saja," ujar Kesi kepada wartawan, Sabtu (21/1).

Hal yang sama juga dikatakan Yatin. Menurutnya, mahalnya harga cabai telah menurunkan daya beli konsumen. Kondisi ini membuat pedagang ikut-ikutan mengurangi jumlah kulakan karena takut sisanya membusuk dan semakin rugi.

"Harga cabai masih mahal. Akibatnya orang-orang atau pmbeli tidak mau beli dalam jumlah besar," kata Yatin pedagang cabai di Pasar Besar Madiun itu.

Ia menjelaskan, kenaikan harga cabai tersebut disebabkan karena minimnya pasokan cabai dari petani. Musim hujan seanjang tahun 2016 telah membuat cabai mudah busuk dan gagal dipanen. Jika cuaca cerah, kata dia, harga cabai kemungkinan bisa normal.

Sedangkan kondisi di Pasar Sleko Kota Madiun, para pedagang juga memutuskan untuk mengurangi stok dagangan cabainya. Kartini misalnya, sejak harga cabai merangkak dari Rp 80 ribu ke atas per kilogramnya, ia hanya menjual empat hingga lima kilogram cabai saja.

"Sebelumnya, bisa menjual hingga mencapai 10 sampai 15 kilogram cabai rawit per hari. Sekarang bisa lebih dari lima kilogram saja, sudah bagus," katanya.

Menanggapi kenaikan harga cabai saat ini yang mencapai Rp 100 ribu per kilogram, konsumen memilih untuk realistis dengan mengurangi jumlah cabai yang dibeli. "Saya terpaksa mengurangi jumlah pembelian. Dulu uang Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu sudah dapat satu kilo, sekarang hanya seperempat kilogram saja," kata seorang pembeli di Pasar Besar Madiun, Sukmawati.

Ia sengaja memilih mengurangi pembelian cabai karena sisa uang lainnya bisa digunakan untuk membeli kebutuhan pokok lainnya, seperti sayuran, lauk, dan beras. Para pedagang dan konsumen berharap kondisi kembali seperti dulu, sehingga harga cabai dapat normal. Sementara, harga komoditas cabai lainnya, seperti cabai kerting terpantau mencapai Rp 45 ribu per kilogram dan cabai merah besar Rp 30 ribu per kilogram.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement