Kamis 19 Jan 2017 21:34 WIB

Pelabuhan Tanjung Priok Diharapkan Bisa Kalahkan Singapura dan Malaysia

Aktivitas bongkar muat petikemas di JICT, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Aktivitas bongkar muat petikemas di JICT, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bercita-cita agar pelabuhan Tanjung Priok dapat menjadi transhipment terkemuka di Asia Tenggara. Hal tersebut diungkapkan sehubungan dengan konsep transhipment port yang sempat menjadi polemik.

Ia pun ingin mendorong Pelindo II sebagai hub untuk meningkatkan kapasitas dari enam juta menjadi 10 juta. "Selain itu juga perlu didorong kapal RORO untuk Panjang (Pelabuhan Panjang, Lampung), Jakarta, Semarang, Surabaya, Bali dan Lombok," ujar Budi Karya dalam keterangannya, Kamis (19/1).

Menurutnya, integrasi kapal RORO tersebut untuk membantu pengiriman logistik beberapa daerah terbaik dari dan ke Tanjung Priok. Tak hanya itu, konsep ini akan mendukung segmen tol laut sekitar Jawa. "Pengiriman via laut dengan kapal RORO dari Panjang (Lampung), Semarang, Surabaya, Bali dan Lombok lebih murah daripada via darat," ungkap dia.

Saat ini, menurut data Siswanto Rusdi, direktur eksekutif Namarin (The National Maritim Institute), Tanjung Priok sudah mampu melayani 70 persen ekspor dan 60 persen impor. Dengan konsep transhipment port tersebut, kata Budi, maka pelabuhan Tanjung Priok akan menjadi pintu masuk impor dan ekspor. 

Konsep transhipment ini nantinya akan memotong jalur ekspor dan impor yang selama ini harus melalui Singapura atau Malaysia sebagai pelabuhan transhipment. Pengiriman dapat dilakukan langsung dari Priok ke negara tujuan asal, sehingga produk dari daerah seperti Pnjang, Semarang, Surabaya, Bali, dan Lombok akan dikirimkan menggunakan kapal RORO ke Priok untuk kemudian langsung diekspor.

Hal yang sama juga berlaku sebaliknya untuk impor barang. Barang impor akan dikapalkan dari negara asal ke Tanjung priok dan kemudian akan dikirimkan ke pelabuhan tujuan dengan menggunakan kapal RORO. Integrasi tersebut tidak hanya mampu meningkatkan volume di Tanjung Priok tetapi juga akan menggairahkan shipping domestik dari dan ke Tanjung Priok.

"Konsolidasi dengan Kapal RORO dapat menumbuhkan volume Priok sekitar 50 persen per tahun. Jika hal ini dijalankan, Priok bisa menjadi transhipment terkemuka di Asia Tenggara."

Konsep transhipment tersebut merupakan bagian terintegrasi dari tol laut yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada masa kampanyenya. Tol laut segmen sekitar Jawa diwujudkan dengan mengoperasikan kapal RORO untuk berkeliling dari pelabuhan di Lampung-Jakarta-Semarang-Surabaya-Bali-Lombok.

Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan volume perdagangan dari dan ke kota-kota tersebut. Ditambah dengan konsep transhipment, tol laut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, baik melalui perdagangan domestik maupun impor dan ekspor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement