Rabu 18 Jan 2017 13:35 WIB

Semen Rembang Diminta Bersikap Tenang Hadapi Keputusan Gubernur Jateng

Warga Kabupaten Rembang pendukung pembangunan pabrik semen membentangkan spanduk dan poster saat berunjuk rasa di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (27/12). M
Foto: Antara/R. Rekotomo
Warga Kabupaten Rembang pendukung pembangunan pabrik semen membentangkan spanduk dan poster saat berunjuk rasa di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (27/12). M

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Semen Indonesia di Rembang (Semen Rembang), Jawa Tengah, diminta bersikap tenang menyikapi keputusan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terkait kepastian beroperasinya pabrik. Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah Abdul Wachid mengatakan, pihaknya akan terus mengawal agar Semen Rembang tetap dapat beroperasi sesuai harapan.

Kendati demikian, ia meminta Semen Rembang untuk tidak gegabah dalam mengambil tindakan hukum. "Patuhi dulu apa yang diputuskan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo," ujar Wachid dalam keterangan pers, Selasa (17/1).

Sebelumnya, Keputusan Gubernur Nomor 660.1/30 Tahun 2016 tentang Izin Lingkungan Kegiatan Penambangan Bahan Baku dan Pembangunan serta Pengoperasian Pabrik Semen PT Semen Indonesia (Persero) Tbk telah dicabut oleh Ganjar melalui Surat Keputusan Gubernur No 6601/4Tahun 2017 tertanggal 16 Januari 2017. Keputusan Ganjar tersebut sekaligus mematuhi perintah Mahkamah Agung (MA) yang memerintahkan pencabutan semua izin lingkungan Semen Rembang.

Wachid yang juga anggota Komisi VI DPR ini mengungkapkan, fraksinya di DPR bakal berkoordinasi dan meminta keterangan dari Kementerian BUMN soal keputusan terhadap Semen Rembang. "Yang pasti Komisi VI DPR dan Gerindra tetap mendukung Semen Rembang berlangsung dan bisa beroperasi," ucap Wachid.

Baca: 8 Pakar Dilibatkan dalam Tim Penyempurnaan Amdal Pabrik Semen

Wachid berharap, koordinasi dengan Menteri BUMN akan memudahkan Semen Rembang bisa beroperasi ke depannya tanpa kendala lagi. Menurut dia, tak selayaknya Semen Rembang dihentikan aktivitasnya walaupun bersifat sementara. Penghentian sementara itu, ucap Wachid, berdampak kepada kepercayaan investasi berjumlah banyak yang telah ditaruh guna proyek Semen Rembang.

"Kalau begini membuat investasi jadi setengah-setengah. Asal diketahui saja, investasi tidak boleh setengah-setengah," tutur Wachid.

Hal lain yang disoroti Wachid adalah penghentian sementara Semen Rembang dikhawatirkan membuka peluang massa penolak Semen Rembang melakukan manuver lain. Akibatnya justru nanti bisa membuat pabrik semen berhenti selamanya.

Baca juga: Investasi Industri Semen Capai Rp 15 Triliun

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement