REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Hyundai Motor dan Kia Motor berencana akan mengeluarkan 3,1 miliar dolar AS pada lima tahun kedepan untuk membangun pabrik mobil di Amerika Serikat. Hal ini dilakukan menyusul kebijakan Trump yang akan menaikkan pajak penerimaan impor pada tahun ini.
Dua produsen mobil terbesar di Korea Selatan tersebut sudah merogoh kocek sekitar 2,1 miliar dolar pada periode sebelumnya. Presiden Hyundai Motor, Chung Jin Haeng mengatakan dua perusahaan besar ini akan membangun pabrik untuk memproduksi mobil jenis SUV-AS. "Kami secara aktif akan mempertimbangkan memperkenalkan model-model baru yang memiliki peningkatan permintaan dan keuntungan." Ujar Chung seperti dilansir dari Bloomberg, Rabu (18/1).
Amerika Serikat membuat kebijakan untuk menaikkan pajak impor kendaraan sekitar 35 persen. Pembuat mobil yang ingin bekerja sama dengan pemerintahan ingin meminta bantuan termasuk aturan ekonomi bahan bakar yang lebih longgar dan pajak perusahaan rendah.
"Ketika mobil seperti Toyota mengumumkan strategi baru mereka dalam menanggapi apa yang disebut risiko Trump, industri gugup dan bertanya 'Siapa berikutnya?'" kata Kim Jin-woo, seorang analis di Korea Investment & Securities Co di Seoul. Ia menilai ini berita positif yang datang pada waktu yang tepat saat mobil menghadapi keterbatasan kapasitas di luar AS.
General Motors Co, produsen mobil AS terbesar, berencana menginvestasikan 1 miliar dolar AS dalam beberapa tahun. Produsen mobil yang berbasis di Detroit itu mengharapkan untuk menambah atau mempertahankan 1.000 lapangan pekerjaan di beberapa fasilitas yang ada.
Hyundai telah mempertimbangkan memperluas pabriknya di Montgomery, Alabama, yang menghasilkan Sonata, Sedan Elantra, dan Santa Fe crossover. Pabrik memiliki kapasitas puncak hingga 370 ribu mobil per tahun. Pabrik Kia di West Point, Georgia juga bisa memproduksi 360 ribu unit sedan Optima dan Sorento SUV tahun.
Hyundai-Kia tidak memiliki rencana tambahan untuk berinvestasi di Meksiko dan tidak akan mentransfer produksi atau pekerjaan dari AS ke Meksiko, menurut juru bicara perusahaan.
"Pasar AS adalah pasar strategis yang sangat penting bagi kami dan keberhasilan atau kegagalan di pasar itu menjadi barometer keberhasilan kami secara global," kata Chung.
Baca juga: Xi Jinping Menentang Anti-Globalisasi Brexit dan Donald Trump