REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imbal hasil global ikut turun serempak mengikuti turunnya imbal hasil US Treasury hingga dini hari tadi. Analis Riset Samuel Sekuritas, Rangga Cipta mengatakan, penyebabnya yakni data AS yang kembali tidak solid semalam, yang semakin menekan imbal hasil US Treasury serta dolar AS.
"Efek kenaikan FFR target Desember 2016 lalu yang juga disebabkan oleh optimisme pejabat the Fed terhadap kebijakan fiskal Trump mulai terkoreksi oleh data AS yang kurang baik serta Trump yang belum membeberkan secara detail rencana kebijakan ekonominya," tutur Rangga, Jumat (13/1).
Sementara dari sisi domestik, imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) juga turun drastis di perdagangan Kamis kemarin diiringi oleh penguatan rupiah walaupun IHSG masih tertekan. "Aliran dana asing juga terlihat membesar ke SUN terlihat dari proporsi kepemilikannya yang terus naik," ujar Rangga.
Rangga menilai, ruang penurunan imbal hasil SUN terbuka dalam jangka pendek. Meskipun perlu diwaspadai risiko inflasi ke depan, harga minyak mentah yang terus naik memperbesar peluang kenaikan BBM domestik yang biasanya menjadi faktor utama penentu inflasi.