REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengimbau masyarakat agar jangan risau dengan masalah cabai seperti yang ramai diberitakan akhir-akhir ini.
"Masalah cabai ini sebenarnya hanya karena faktor kemalasan, dan bisa diatasi hanya melibatkan ibu rumah tangga," kata Amran, saat rapat koordinasi ketahanan pangan se-Sulawesi Tenggara (Sultra), di Kendari, Jumat (13/1).
Mentan mengatakan, kalau semua ibu rumah tangga di Indonesia mau mengurangi waktu bergosipnya selama lima menit kemudian menanam lima pohon cabai di polybag, maka masalah cabai ini tuntas dan tidak perlu keteteran seperti saat ini. "Cabai itu ada beberapa jenisnya, dari sekitar lima jenis cabai hanya jenis cabai rawit yang naik harganya, sedangkan cabai jenis lain turun harganya. Info terakhir cabai rawit juga sudah turun harganya," katanya lagi.
Cabai rawit, kata Mentan, tidak perlu dipolemikkan karena tidak ada masyarakat yang masuk rumah sakit akibat tidak mengkonsumsi cabai. "Tetapi, coba kalau tidak makan nasi tiga hari, pasti tempatnya ICU rumah sakit," ujarnya.
Ia mengatakan, pemerintah saat ini sudah berhasil menghentikan impor cabai dan itu jarang mendapat apresiasi dari masyarakat. "Kami juga sudah bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK dengan cara membagikan bibit cabai sebanyak 10 juta anakan. Kalau semua ibu-ibu bisa memanfaatkan di pekarangan menanam lima pot aja, tuntas ini masalah," katanya.
Mentan berada di Sultra selama tiga hari yakni Rabu (11/1) melakukan panen pedet sapi Bali di Kabupaten Konawe Selatan, kemudian pada Kamis (12/1) melakukan penanaman perdana jagung hibrida di Kabupaten Konawe Utara, dan hari ketiga ini melaksanakan rakor ketahanan pangan se-Sultra di Kendari.