REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Pembelian pupuk bersubsidi di wilayah Kabupaten Banyumas, secara berangsur-angsur mulai ditertibkan. Hal ini menyusul mulai dibagikannya Kartu Tani pada petani di wilayah kabupaten tersebut.
Penyerahan kartu tani tersebut, dilakukan secara simbolis oleh Bupati Banyumas Achmad Husein dalam acara di Pendopo Kantor Camat Ajibarang, Kamis (12/1). ''Petani Banyumas yang sudah terdaftar akan mendapat kartu tani ada sekitar 78 ribu orang. Sedangkan kartu yang sudah selesai dicetak ada sekitar 50 ribu kartu. Sisanya akan segera menyusul,'' jelas Husein.
Menurut Bupati, program kartu tani ini dilaksanakan menyusul adanya dugaan bahwa pupuk subsidi yang seharusnya hanya dijual pada petani, seringkali digunakan untuk kebutuhan industri perkebunan besar. ''Dengan adanya kartu tani, diharapkan distribusi pupuk bersubsidi dapat benar-benar diterima petani yang berhak,'' jelasnya.
Dia menyatakan, dengan sistem ini, maka pembelian pupuk subsidi yang dilakukan petani juga tidak bisa semaunya. Namun harus disesuai dengan jatah alokasi sesuai dengan luas lahan pertanian yang tercantum dalam sistem. ''Dengan demikian penyimpangan pupuk bersubsidi dapat diminimalisir, sedangkan kebutuhan pupuk bagi para petani yang berhak menjadi lebih terjamin,'' katanya.
Untuk itu, Bupati mengaku telahb meminta Kepala Dinas Pertanian dan Asekbang segera berkoordinasi dengan PPL dan distributor untuk melayani petani dalam memberi kepastian mendapatkan pupuk bersubsidi. ''Jangan sampai setelah diluncurkan malah menimbulkan masalah,'' tambah Bupati
Program Kartu Tani ini, sebelumnya merupakan program yang dicanangkan Presiden Jokowi. Namun dalam pelaksaaan di Jateng, Pemprov Jateng menggandeng BRI sebagai pihak yang mencetak kartu tani dan menyediakan data server mengenai segala hal yang menyangkut kondisi petani.
''Kartu tani yang dicetak BRI memiliki bentuk seperti ATM, dengan chip yang berisi database kondisi petani pemilik Kartu Tani. Database ini, antara lain berisi data luas lahan pertanian yang dikelola petani bersangkutan dan kuota pupuk subsidi yang bisa dibeli,'' katanya.
Pimpinan Cabang BRI Ajibarang Rahadi Kristiyono, menambahkan dengan menggunakan kartu tani, maka petani hanya dapat membeli pupuk sesuai luas lahannya. ''Semua transaksi pembelian pupuk oleh petani akan tercatat sehingga pemerintah bisa memantau distribusi dan konsumsi pupuk di kalangan petani,'' jelasnya.
Keunggulan lainnya, kata Rahadi, kartu ini juga bisa digunakan petani untuk menabung dan mengunakan untuk pembayaran lain seperti listrik dan telepon. ''Pihak Bank juga mempunyai data para petani, sehingga bila suatu saat membutuhkan modal tambahan untuk pengembangan usaha pertanian bisa mendapatkan fasilitas KUR Pertanian,'' katanya.