Jumat 13 Jan 2017 21:17 WIB

Mentan Ajak Petani Bekerja Keras

Rep: Lintar Satria/ Red: Budi Raharjo
Petani memetik jagung hibrida
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Petani memetik jagung hibrida

REPUBLIKA.CO.ID, KONAWEUTARA -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membuka tanam perdana jagung hibrida Desa Tetewai, Kecamatan Wiwirano, Konawe Utara. Penanaman ini diharapkan mampu menambah pasokan kebutuhan jagung nasional dan menekan impor jagung. Produksi jagung pada 2015 mencapai 19,83 juta ton atau naik 4,34 persen dari tahun 2014.

Di tahun 2016, Kementan menargetkan produksi jagung sebesar 21,53 juta ton. Dalam kesempatan ini Amran berbincang dengan para petani. "Perintah Pak Presiden membangun dari pinggiran," katanya, Kamis (12/1).

Di depan para petani dan perangkat desa Amran nostagia beberapa puluh tahun lalu. Saat ia bertugas sebagai pegawai PT Perkebunan Nusantara XIV. Pada saat itu ia membuka lahan kelapa sawit.

Amran bercerita tentang betapa kerasnya hidup di sana.

Amran memanggil dua orang mantan anak buahnya yang sempat menolak Amran masuk. Bahkan saat itu ban mobilnya sempat dibocorkan. "Saya angkat mereka ada sembilan belas orang," katanya.

Amran berpesan agar para petani bekerja keras. Ia mengakatan sudah berkeliling ke Taiwan, Jerman dan Korea. Negara-negara tersebut memiliki empat musim, kata Amran, tapi mereka dapat ekspor. "Hanya satu bedanya dengan kita, kita malas-malas sedikit," kata Amran sambil bergurau.

Karena itu ia meminta petani Konawe Utara untuk bekerja keras. Amran juga menyintir kenaikan harga cabai. Ia  mengajak ibu rumah tangga untuk menggalakkan Gerakan Tanam Cabai sebanyak lima pohon di setiap rumah.

Gerakan menanam cabai ini, kata Amran, bisa dilakukan dengan memanfaatkan lahan pekarangan untuk ditanami berbagai jenis sayur dan cabai. "Kalau ibu-ibu bisa mengurangi ngegosip lima menit sehari, kemudian digunakan menanam cabai lima pohon, maka tuntas persoalan cabai," katanya.

Ia mengatakan mengatasi masalah fluktuasi harga cabai sebenarnya hanya butuh kemauan masyarakat atau warga karena cukup dengan media sederhana seperti polibek, sudah bisa menghasilkan cabai.

"Beberapa hari terakhir ini, kami merasa terganggu harga cabai rawit yang meningkat. Tapi terima kasih itu mendorong saya membuat lompatan atau terobosan untuk meningkatkan produksi cabai," katanya.

Keuntungan menanam cabai untuk kebutuhan sendiri, kata Amran, akan diperoleh cabai segar, menekan pengeluaran belanja dan menekan inflasi. "Harga cabai ini menjadi salah satu pemicu inflasi sehingga perlu ada gerakan yang sederhana seperti tanam cabai lima pohon per rumah yang manfaatnya sangat besar," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement