REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Jika tidak digunakan dan dikelola dengan baik, ini akan mengakibatkan kelangkaan bahan tambang dan dapat menggangu keseimbangan ekologi. Untuk itu, perlu adanya upaya melestarikan bahan tambang melalui konservasi.
Demikian disampaikan Prof Ir Mega Fatimah Rosana, MSc, PhD saat membacakan Orasi Ilmiah pada Penerimaan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Geologi Eksplorasi pada Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran di Unpad, Bandung, Selasa (10/01). Orasi Ilmiah Mega berjudul “Eksplorasi Sumber Daya Geologi: Eksploitasi dan Konservasi untuk Pembangunan yang Berkelanjutan.
“Konservasi adalah pengelolaan yang baik dari bahan tambang untuk mencegah eksploitasi yang berlebihan, kerusakan, atau degradasi. Konservasi adalah jumlah total kegiatan, yang dapat memperoleh manfaat dari bahan tambang, tetapi pada saat yang sama mencegah penggunaan berlebihan yang akan menyebabkan kerusakan atau degradasi,” ungkap Mega.
Dikatakannya, dalam arti geologi, pembangunan berkelanjutan berkaitan erat dengan bagaimana mencari jalan untuk memajukan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa menghabiskan sumber daya alam. Tetapi hal ini menjadi permasalahan tersendiri karena sumber daya alam nonhayati itu terbatas dan umumnya tidak dapat diperbaharui.
Untuk itu, Prof Mega pun menekankan pentingnya merubah paradigma eksplorasi sumber daya alam yang bersifat eksploratif (ekstraktif) kepada yang bersifat konservatif demi pertumbuhan perekonomian dan pembangunan yang berkelanjutan.
Pada paradigma eksplorasi untuk konservatif, eksplorasi sumber daya alam lebih ditekankan pada pengoptimalisasi sumber daya tersebut untuk meningkatkan keuntungan demi pembangunan berkelanjutan yang berpilar pada pertumbuhan (pro-growth), mengurangi kemiskinan (pro-poor), memberikan lapangan kerja (pro-job), dan memperhatikan keseimbangan lingkungan (pro-environment). “Sehingga, sumber daya alam tersebut juga dilihat fungsinya sebagai warisan alam yang bernilai, jadi perlu dilindungi,” ungkap Mega.
Dikatakannya, salah satu upaya konservasi sumber daya alam yang saat ini sedang mulai digiatkan di berbagai belahan dunia adalah melalui penetapan kawasan “Taman Bumi” atau geopark yang diakui oleh PBB melalui International Geoscience and Geoparks Programme (IGP) di bawah UNESCO. Geopark adalah sebuah model pengelolaan keragaman geologi, hayati, dan budaya secara holistik untuk kepentingan konservasi, edukasi, dan pertumbuhan perekonomian yang berkelanjutan dengan menyertakan masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut.
Menurut Prof Mega, peranan seorang ahli geologi eksplorasi dalam penetapan kawasan geopark menjadi hal penting, di mana hasil eksplorasi sumber daya alam tersebut perlu dilakukan identifikasi, karakterisasi, klarifikasi, dan evaluasi, serta menetapkan urutan (ranking) sumber daya geologi untuk kepentingan utilisasi, konservasi, dan proteksi.
“Ciletuh Palabuhan Ratu Geopark adalah contoh pengelolaan kawasan yang memiliki potensi keragaman geologi yang sangat terkemuka dan keragaman hayati yang ada di atasnya, serta keragaman budaya masyarakat yang tinggal di dalam kawasan tersebut,” tandas Prof Mega.