Senin 09 Jan 2017 17:15 WIB

Industri Semen Diminta Bidik Pasar Domestik

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Pabrik semen (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Pabrik semen (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian mencatatkan realisasasi investasi di sektor industri semen dalam negeri menyentuh angka Rp 15 triliun sepanjang 2016 lalu. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menilai, raihan ini menggambarkan masih menariknya sektor ini bagi para investor baik dari dalam atau luar negeri. Meski begitu, ia menyadari bahwa capaian tersebut perlu diimbangi dengan pemenuhan semen untuk pasar domestik yang peluangnya cukup besar.

Catatan pemerintah, tingkat konsumsi semen secara nasional saat ini masih sebesar Rp 243 kg per kapita. Angka ini masih lebih rendah dibanding konsumsi semen di negara-negara tetangga di Asia Tenggara seperti Malaysia yang mencapai 751 kg per kapita atau Thailand sebesar 443 kg per kapita. Sementara Vietnam pun juga mencatat konsumsi semen cukup tinggi, yakni 661 kg per kapita.

Pemerintah, kata Airlangga, menegaskan akan terus mengupayakan penggunaan semen dalam negeri terlebih untuk pembangunan infrastruktur yang sedang dikebut pemerintah. “Kami akan berkoordinasi dengan kementerian terkait seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta instansi lainnya, sehingga diharapkan utilisasi industri semen nasional dapat ditingkatkan,” kata Airlangga, Senin (9/1).

Airlangga mengatakan, pemerintah juga berkomitmen untuk menjaga iklim usaha tetap kondusif sehingga industri semen nasional dapat berkembang. Upaya yang dilakukan, antara lain dengan mengendalikan impor semen maupun klinker, mendorong diversifikasi produk barang-barang dari semen, serta penerapan dan penegakan Standar Nasional Indonesia (SNI) semen secara wajib maupun pengembangannya.

“Selain itu, kami juga meminta kepada pelaku industri semen nasional agar terus membangun budaya inovasi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif di tengah persaingan yang semakin ketat baik di tingkat regional maupun internasional,” katanya.

Adanya inovasi dalam industri semenini juga diyakini bisa menjadi tambahan penerimaan bagi perusahaan, di mana produksi semen bisa dilakukan lebih efisien. Tak hanya itu, inovasi dan efisiensi teknologi bisa ikut mengatasi kelebihan kapasitas produksi semen dalam negeri yang sejak 2015 mencapai 25 persen dari kebutuhan yang seharusnya.

Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono memproyeksikan konsumsi semen di Tanah Air akan meningkat hingga 84,96 ton pada 2017 mendatang. Hal ini antara lain mengingat adanya pembangunan infrastruktur yang sedang gencar dilaksanakan oleh pemerintah.

Menurutnya, proyek pemerintah membutuhkan banyak pasokan semen dan akan naik setiap tahunnya. Di samping itu, maraknya pembangunan perumahan dan properti juga menjadi faktor meningkatnya permintaan semen. "80 persen konsumsi semen adalah oleh masyarakat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement