REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Harga komoditas sayuran termasuk cabai di Kabupaten Bogor sempat melonjak 100 persen hingga Rp 120 kilogram. Menurut Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menegah Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor, Dace Supriadi, Bogor bukan daerah penghasil cabai, sehingga masih mengandalkan distribusi, seperti halnya dari Cianjur dan atau Sukabumi, Jawa Barat.
"Walaupun ada (pertanian cabai), kecil sekali, paling di Bogor Barat. Kalau ingin mengatasi secara permanen, ke depannyam Dinas Pertanian harus memprogramkan khusus petani cabai," kata Dace, Senin (9/1).
Menurut Dace, Penyebab harga naik yaitu dari penghasil cabai yanf gagal panen. Sehingga masuknya komoditi ke Bogor menjadi terhambat. Sementara itu, kemungkinan permainan di tengkulak juga kecil, karena cabai cepat membusuk.
"Karena hukum ekonomi kan gitu, ketika permintaan tinfgi, tapi supply kurang, jadi harganya mahal. Kita teliti mudah-mudahan pekan ini ada pergerakan penurunan," jelas dia.
Dace menambahkan, kenaikan tahun ini dijadikan evaluasi oleh Pemkab Bogor. Pihaknya juga mengupayakan agar ada penurunan harga pada pekan ini. Dace mengatakan, instansinya berupaya melakukan koordinasi dengan PD Pasar Tohaga. Menurutnya, PD Pasar Tohaga sebagai pengelola teknis dan bisa menganalisa dampak kenaikan harga.