Ahad 08 Jan 2017 00:03 WIB

Menko Darmin Tekankan Persoalan Irigasi

Rep: Binti Sholikah/ Red: Angga Indrawan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memberikan sambutannya saat meresmikan pelayanan perizinan online dengan digital signature di Gedung Kementerian Pergadangan, Jakarta, Jumat (23/12).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memberikan sambutannya saat meresmikan pelayanan perizinan online dengan digital signature di Gedung Kementerian Pergadangan, Jakarta, Jumat (23/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menko Perekonomian Darmin Nasution melakukan kunjungan kerja ke sejumlah kabupaten/kota di Jawa Timur pada Kamis-Sabtu (5-7/1). Dalam kunjungan kerjanya tersebut, Menko Darmin menekankan pentingnya perhatian pada persoalan irigasi dan lahan. 

Menurut Menko Darmin, persoalan irigasi dan lahan menjadi salah satu bonggol dari masalah kesejahteraan masyarakat. Dua persoalan tersebut juga menjadi pokok dari pemenuhan kebutuhan pangan nasional.

Oleh sebab itu, lanjutnya, pemerintah akan memusatkan perhatian pada rehabilitasi irigasi. Pemerintah juga tengah melakukan review keterkaitan antara irigasi primer, sekunder, dan tersier.

"Irigasi primer merupakan kewenangan pemerintah pusat, sementara irigasi sekunder dan tersier diurusi pemerintah daerah. Kami mencoba me-review ketiganya supaya tahu kendalanya dan cara tepat menyikapinya," kata Darmin dalam konferensi pers di Hotel JW Marriott Surabaya, Sabtu (7/1).

Kondisi irigasi primer sebagian besar dinilai masih baik. Hal itu terlihat saat Menko Darmin mengunjungi Situation Room Pengendalian Daerah Aliran Sungai Brantas Perusahaan Umum Jasa Tirta I pada Kamis. Namun, kondisi irigasi sekunder dan tersier dinilai belum sebaik irigasi primer. 

"Tentu kondisi tersebut akan mempengaruhi bagaimana irigasi yang kita punya mengairi sawah-sawah Indonesia. Hal inilah yang akan menjadi salah satu fokus pemerintah," jelasnya.

Darmin mengakui Indonesia sebenarnya sudah mendekati swasembada pangan. Namun, kondisinya belum stabil. Oleh sebab itu, pemerintah akan fokus pada pengembangan tanaman padi, jagung, tebu, dan holtikultura. "Kita butuh sedikit di atas swasembada tapi stabil," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Jatim Soekarwo menyatakan terkait dengan upaya menjamin ketersediaan pangan, prioritas utama pembangunan pertanian di Jatim memperbaiki infrastruktur pendukung yang sudah ada, bukan membangun yang baru. Salah satunya memperbaiki infrastruktur irigasi.

Irigasi yang baik, lanjut Pakde Karwo sapaan akrabnya, akan meningkatkan hasil pertanian dan meningkatkan indeks pertanaman di Jatim. "Manajemen pengairan dalam pertanian ini sangat penting. Misalnya Sungai Bengawan Solo dibenahi, tentunya wilayah-wilayah di sekitarnya yang mengalami masalah kekeringan seperti Madiun, Ponorogo, Ngawi, Magetan, Bojonegoro, Lamongan hingga Gresik akan terkena dampaknya dan hasil pertanian akan meningkat," ungkapnya.

Dalam kunjungan kerja ke Jatim tersebut, Menko Darmin didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mochamad Basoeki Hadimoeljono, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, serta Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

Pada Kamis (5/1), Darmin mengunjungi PT Dahana di Malang. Perusahaan ini memproduksi roket-roket dan bom yang kualitasnya bersaing dengan negara lain. Kemudian, rombongan menteri melakukan Orasi ilmiah di Universitas Brawijaya Malang, dilanjutkan peninjauan Situation Room Pengendalian Daerah Aliran Sungai Brantas Perum Jasa Tirta I. Setelah itu, rombongan melakukan launching agrosegar.com, aplikasi e-commerce untuk produk UMKM di Pemkot Batu. 

Selanjutnya pada Jumat (6/1), rombongan menteri mengunjungi mata air di Arboretum Sumber Brantas, Kota Batu, Koperasi Sinau Andhandani Ekonomi (SAE) di Pujon, Kabupaten Malang, serta Pabrik Pengolahan Susu PT Greenfields Malang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement