REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong agar Indonesia bisa mengekspor alat dan mesin pertanian (alsintan) melalui sinergi karya anak bangsa.
"Sinergi antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus dilakukan, tinggalkan ego sektoral, jika ini bisa dilakukan maka tidak perlu membeli perlengkapan alsintan dari negara lain, bahkan kita yang ekspor ke negara lain," kata Mentan Amran ketika menghadiri acara percepatan industri pertanian di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbang Pertanian), Jakarta, Jumat (6/1).
Ia juga meminta kepada para pengembang dan peneliti agar membagi konsentrasi pembuatan alat terbagi dalam berbagai konsentrasi, seperti khusus jagung, padi, kedelai dan lainnya. Amran mengatakan bahwa pengembangan alat untuk jagung pascapanen juga harus segera diselesaikan. Dan diharapkan bisa mendorong percepatan lainnya. Anggaran telah diberikan kepada Balitbang Pertanian sebesar Rp 2 triliun.
Ia juga menjelaskan bahwa sektor pertanian merupakan salah satu yang penting dalam menunjang laju perekonomian nasional dan mempengaruhi pembangunan nasional. Guna meningkatkan produksi pangan Nasional sudah dilakukan beberapa upaya-upaya seperti intensifikasi, mengurangi kerugian pascapanen, meningkatkan nilai tambah dan kualitas produk pertanian. Upaya tersebut juga termasuk pengembangan serta rekayasa mekanisasi pertanian.
Mekanisasi pertanian telah terbukti dapat mempercepat waktu budidaya tanaman dan menghemat tenaga kerja lebih dari 60 persen, sehingga produktivitas lahan pertanian meningkat sedangkan biaya tenaga kerja dapat dihemat lebih dari 50 persen.
Pada tahun 2045 dan selanjutnya adalah masa di mana transformasi teknologi pertanian hasil penelitian dan pengembangan dalam negeri yang berorientasi pada kualitas eksport alat dan mesin pertanian.