REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada hari ini, Jumat (6/1), turun lima poin menjadi Rp 13.347 per dolar AS. "Laju rupiah tertahan seiring dengan fokus investor pada data dari Amerika Serikat yang akan dirilis pada akhir pekan ini," kata analis Monex Investindo Futures Agus Chandra.
Ia mengemukakan bahwa data upah rata-rata per jam di Amerika Serikat diperkirakan menunjukkan kenaikan 0,3 persen, sementara tingkat pekerjaan diperkirakan bertambah 175 ribu pada Desember 2016 dan tingkat pengangguran diperkirakan naik menjadi 4,7 persen.
"Data tenaga kerja dan upah dari AS itu berpotensi memengaruhi ekspektasi jalur kebijakan bank sentral AS (The Fed) pada tahun ini. Data yang sesuai ekspektasi akan mendukung laju dolar AS," katanya.
Di sisi lain, dia menjelaskan, kebijakan ekonomi dan fiskal presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump setelah pelantikan pada 20 Januari akan turut menjadi perhatian investor sehingga aktivitas transaksi investor cenderung tertahan di pasar negara berkembang.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan investor sedang mencari petunjuk mengenai apa yang akan dilakukan The Federal Reserve Amerika Serikat berkenaan dengan kebijakan fiskal yang diusulkan oleh Trump.
Ia mengharapkan bahwa paket kebijakan ekonomi 15 mengenai logistik yang akan dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia dapat menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan di dalam negeri sehingga fluktuasi rupiah stabil.