REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --Memasuki tahun baru 2017, masyarakat disajikan beberapa kenaikan harga dan tarif seperti tarif listrik, BBM nonsubsidi serta harga pangan. Kado pahit awal tahun ini dinilai bisa memicu inflasi melaju tinggi.
Hal itu disampaikan pengamat ekonomi dan juga mantan Rektor Universitas Islam Indonesia Edy Suandi Hamid pada wartawan di Kepatihan Yogyakarta, Kamis (5/1). Dampak terbesar kenaikan inflasi disebabkan oleh kenaikan harga cabai.
"Karena cabeai ini telah terbukti signifikan terhadap kenaikan inflasi karena cabai merupakan komoditas semua orang," ujar dia.
Berbeda halnya, kata dia menambahkan, dengan kenaikan tarif pengurusan STNK dan BPKB serta bahan bakar minyak (BBM) yang berdampak langsung pada pemilik kendaraan bermotor. "Yang ditakutkan kalau kenaikan inflasi berlanjut, ini akan berpengaruh kepada pertumbuhan ekonomi," tuturnya.
Dia menjelaskan ketika harga naik, maka daya beli turun. Selanjutnya ketika daya beli turun, maka permintaan terhadap barang juga turun.