Kamis 05 Jan 2017 13:34 WIB

Total akan Tahan Produksi Blok Mahakam

Rep: Frederikus Bata/ Red: Nidia Zuraya
Lapangan Migas Blok Mahakam.
Foto: IST
Lapangan Migas Blok Mahakam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Total Exploration & Production menunjuk Arividya Noviyanto sebagai President & General Manager Total E&P Indonesie (TEPI) dan Group Representative untuk Indonesia yang baru. Arividya menggantikan Hardy Pramono yang akan memasuki masa persiapan pensiun.

Arividya efektif memegang posisi baru ini sejak 1 Januari 2017. Sebelumnya ia menjabat sebagai Vice President of Finance, Human Resources, General Services, andCommunication TEPI. Dia merupakan orang Indonesia kedua yang menduduki jabatan

tertinggi di TEPI, salah satu afiliasi terbesar di Total SA.

“Prioritas utama TEPI pada tahun ini menahan penurunan produksi di Blok Mahakam dan di saat yang penting ini memastikan bahwa proses transfer operator Blok Mahakam ke Pertamina dapat berlangsung mulus," kata Arividya lewat siaran pers,  Kamis (5/1).

TEPI yang menjadi operator Blok Mahakam dan menguasai 50 persen participating interest di blok migas tersebut akan mengakhiri kontraknya pada 31 Desember 2017, setelah hampir 50 tahun beroperasi di Mahakam PSC. PT Pertamina Hulu Mahakam telah ditunjuk Pemerintah Indonesia sebagai operator baru menggantikan TEPI per 1 Januari 2018.

Meski mengoperasikan banyak lapangan tua di Blok Mahakam, TEPImtetap menjaga produksi dengan baik. Produksi gas (inlet) pada 2016 mencapai rata-rata 1,64 BCFD dan 64 ribu barel minyak per hari (minyak dan kondensat). Untuk tahun 2017, TEPI memproyeksikan produksi di Blok Mahakam mencapai 1,43 BCFD untuk gas, dan 53 ribu barel minyak per hari sebagaimana dinyatakan dalam Rencana Kerja dan Anggaran 2017(WP&B 2017).

“Kami memproduksi minyak dan gas di blok yang sudah mature, sehingga penurunan produksi secara alamiah adalah tantangan yang harus kami kelola,” ujar Arividya.

Dia menambahkan tahun ini investasi TEPI akan lebih rendah dibandingkan 2016.  Hal itu sehubungan dengan situasi harga minyak dunia dan kontrak PSC yang hampir berakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement