REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah, Abdul Wachid menanggapi kisruh pro dan kontra keberadaan pabrik semen Rembang beberapa waktu belakangan ini. Partai Gerindra, kata dia, dalam posisi siap mengawal kelanjutan pabrik semen Rembang demi kelangsungan kepentingan nasional.
"Sejalan dengan amanat Ketua Umum Prabowo Subianto yang memerintahkan agar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tetap dijaga kelangsungannya," kata dia, dalam keterangan pers, Rabu (4/1).
Ketua umum, kata Wachid, mengungkapkan bahwa BUMN merupakan milik Indonesia sehingga penting tetap terus diberdayakan. Dengan begitu, Partai Gerindra telah melaksanakan salah satu visinya yakni menjaga harga diri dan kedaulatan bangsa.
"Itu juga salah satu arahannya untuk Semen Rembang yang milik negara," ujar Wachid.
Gerindra, kata Wachid, menganggap keberadaan Semen Rembang berkontribusi besar mendukung pelaksanaan pembangunan Indonesia. Pembangunan infrastruktur kini dilakukan butuh cadangan penunjang bahan baku yang seharusnya diprioritaskan dari BUMN seperti Semen Rembang.
Hal lainnya, ucap Wachid, sebenarnya sudah tidak perlu ada yang diributkan mengenai keberadaan dan kelanjutan Semen Rembang. Wachid mengatakan, partainya secara langsung telah menelusuri bahwa mayoritas masyarakat di wilayah Rembang menerima dan tak mempermasalahkan pabrik semen.
"Bahkan saya dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sudah bertemu dengan tokoh ulama NU Mbah Moen (KH Maemun Zubair). Mbah Moen langsung sampaikan agar Semen Rembang terus beroperasi, jangan sampai ditutup dan dihentikan," ujar Wachid.
Wachid juga menyatakan sikap setujunya dengan tindakan kepolisian yang saat ini sedang memeriksa dugaan pemalsuan absen warga penolak Semen Rembang. Upaya itu merupakan wewenang penegak hukum sekaligus dapat mengungkap siapa pelaku utama penolakan Semen Rembang. "Ini investasi negara, kalau dibatalkan itu kan uang rakyat juga. Pengaruhnya juga ke perekonomian negara dan rakyat," kata Wachid.