Jumat 30 Dec 2016 18:57 WIB

Investor Masih Tersentralisasi di Pulau Jawa

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolanda
Menko Perekonomian Darmin Nasuiton (kedua kiri) bersama Dirut BEI Tito Sulistio, Ketua Dewan Komisionaer OJK Muliaman Hadad, Gubernur BI Agus Marto Wardojo, dan Anggota Dewan Komisioner OJK Nurhaida secara simbolis menutup perdagangan BEI 2016 di Aula Utam
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Menko Perekonomian Darmin Nasuiton (kedua kiri) bersama Dirut BEI Tito Sulistio, Ketua Dewan Komisionaer OJK Muliaman Hadad, Gubernur BI Agus Marto Wardojo, dan Anggota Dewan Komisioner OJK Nurhaida secara simbolis menutup perdagangan BEI 2016 di Aula Utam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kustodian Efek Indonesia (KSEI) mencatat terjadi penambahan investor baru di sepanjang 2016 sebanyak 100 persen lebih. Namun, sebagian besar investor tersebut masih tersentralisasi di Pulau Jawa, terutama DKI Jakarta. 

Untuk itu, KSEI akan melakukan serangkaian pengembangan infrastruktur pasar modal untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi investor. Selain itu, pengembangan ini juga diharapkan dapat meningkatkan pemerataan investor.

Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari Dewi mengatakan, salah satu upayanya adalah dengan meningkatkan kerja sama dengan perbankan. Komitmen KSEI untuk memperluas kerja sama dengan perbankan diupayakan dengan menambah jumlah Bank Administrator Rekening Dana Nasabah (RDN) yang sebelumnya sembilan bank menjadi 13 bank. 

Pada 2016 ini, KSEI telah bekerja sama dengan tiga bank, yakni Bank Nobu, Bank BTN, dan Bank Panin sebagai Bank Administrator RDN. Hal ini merupakan langkah konkrit yang dilakukan KSEI untuk semakin mempermudah proses transaksi efek sekaligus memperluas jaringan pasar modal dalam rangka menuju AKSes Financial Hub.

"Apabila diperlukan, KSEI dapat menambah jumlah bank RDN agar sinergi pasar modal dan jaringan perbankan semakin luas serta semakin banyak alternatif bank yang menjadi pilihan investor," ujar Friderica di Jakarta, Jumat (30/12).

Per 28 Desember 2016, jumlah dana yang tersimpan di RDN mencapai Rp 11,51 triliun. Jumlah tersebut meningkat 168,3 persen bila dibandingkan dengan akhir Desember 2015 yang sebesar Rp 4,29 triliun.

Friderica menambahkan, pada 2016 KSEI kembali melakukan survei kepuasan pemakai jasanya yang terdiri dari perusahaan efek, bank kustodian, emiten, dan biro administrasi efek. Berdasarkan survei tersebut, ada kenaikan tingkat kepuasan pemakai jasa dari 80,16 poin pada 2015 menjadi 81,65 poin pada 2016. 

"Selain melakukan pengembangan infrastruktur untuk layanan jasa bagi pengguna jasanya, KSEI juga selalu memastikan ketersediaan dan keamanan sistem serta aplikasinya untuk mendukung kegiatan bisnis yang berkesinambungan," kata Friderica.

Pada 23 Desember 2016, KSEI telah berhasil melakukan relokasi perangkat komputer untuk sistem aplikasi utama dan pendukungnya ke lokasi data center yang memiliki standar tier 3 dengan SLA uptime 99,9 persen sesuai dengan kesepakatan antar-Self Regulatory Organisation (SRO). Tahun depan, KSEI akan menerapkan electronic Volting (e-Volting) untuk mengakomodasi penggunaan hak suara investor dalam Rapat Umum Pemegang Saham tanpa perlu kehadiran investor secara fisik.

"Diharapkan ini dapat memudahkan investor, khususnya investor yang memiliki lebih dari satu efek maupun investor di daerah dan investor asing yang tidak berdomisili di tempat berlangsungnya pelaksanaan RUPS," kata Friderica.

Inisiatif lainnya yang akan dilakukan oleh KSEI adalah fokus pada implementasi C-BEST Next Generation (C-BEST Next-G) yang merupakan sistem utama KSEI untuk meningkatkan kapasitas dan kecepatannya hingga 10 kali lipat dari kapasitas sebelumnya. C-BEST Next-G ini nantinya dapat melakukan 20 ribu penyelesaian transaksi per menit sebagai antisipasi peningkatan jumlah investor pasar modal maupun rata-rata transaksi harian. 

 

Baca juga:

Jumlah Investor Sepanjang 2016 Meningkat 100 Persen

IHSG Naik Hingga 15,45 Persen Sepanjang 2016

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement