REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengintervensi harga daging sapi di pasar sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, dan Tagerang (Jabodetabek). Bekerjasama dengan Bulog dan Asoasiasi Distributor Daging indonesia (ADDI), Kemendag berharap pendistribusian daging oleh ADDI bisa membuat harga daging sapi segar bisa turun.
Direktur Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, kerja sama untuk mengintervensi pasar memang baru sebatas dengan ADDI dan jangkauan distribusi pasar sekitar Jabodetabek. Dengan jangkaun ADDI yang 90 persen berada di Jabodetabek, diharap bisa meluas ke luar daerah tersebut.
"Jadi cukup satu kali saja kerjsamanya dengan ADDI. Nanti ADDI yang akan berkembang untuk distribusi daging ke daerah lain," kata Oke melalui sambungan telepon, Selasa (27/12).
Oke menyebut harga daging sapi segar saat ini memang masih cukup tinggi dikisaran harga Rp 120.000 per kilogram (kg). Dengan adanya daging sapi dan kerbau beku yang didistribusikan ke pedagangan eceran, diharap masyarakat bisa memiliki pilihan untuk membeli daging.
Sementara untuk cabai, Oke menuturkan bawah minimnya pasokan ke pedagang eceran di Jabodetabek dan sekitarnya dikarenakan jumlah produksi cabai mengalami penurunan. Meski demikian, stok cabai disebut masih cukup di sentra-sentra produksi walaupun sejumlah daerah penghasil cabai yang seharusnya bisa dipanen tidak bisa menghasilkan karena cuaca hujan.
Permasalahan yang saat ini ditemui adalah pendistribusian dari petani ke pedagang. untuk mempermudah akses ini, Kemendag akan bekerjasama dengan perusahaan BUMN PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Persero. PT PPI nantinya akan membeli cabai dari petani dan mendistribusikan ke daerah yang membutuhkan pasokan karena harganya yang mahal.
"PPI sudah MoU dengan Dirjen Hortikulturan (Kementan) untuk belanja di sentra produksi yang menjadi binaan Dirjen Hortikulutra," ujar Oke.