REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Gubernur Bank Sentral Bahrain (CBB) Rasheed Mohammed Al-Maraj mengatakan, penggunaan teknologi akan menjadi perubahan besar dalam bidang perbankan. Teknologi telah memungkinkan perbankan untuk mengakses lebih banyak pelanggan dengan cara yang komprehensif dan biaya rendah.
"Bank-bank syariah harus memanfaatkan perangkat teknologi secara penuh, dan berinvestasi lebih banyak dalam ruang ini," ujar Rasheed dilansir Arab News, Selasa (27/12).
Rasheed menambahkan, untuk mendorong Financial Technologi (Fintech) dalam perbankan syariah, CBB akan segera mengeluarkan peraturan untuk memfasilitasi solusi Fintech tersebut. Menurutnya, CBB ingin melihat bank syariah dapat tumbuh pesat dan menjadi pemimpin dengan merangkul Fintech.
Sementara itu, Gubernur Saudi Arabian Monetary Authority (SAMA) Ahmed Al-Kholifey mengatakan, pihaknya mendorong semua lembaga perbankan menjadi lebih responsif dan selalu mendukung pengembangan produk yang memenuhi kebutuhan nasabah. Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Ernst & Young (EY) menyebutkan bahwa adopsi teknologi keuangan bukan lagi menjadi pilihan tapi merupakan persyaratan penting bagi perbankan syariah untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar. Penetrasi teknologi ini diharapkan bisa diadaptasi oleh nasabah di Gulf Cooperation Council (GCC).
Selain itu, EY juga mencatat bahwa pengenalan Fintech akan meningkatkan basis pelanggan keuangan syariah yang saat ini sekitar 100 juta menjadi 250 juta pada 2020 mendatang. Ahmed mengatakan, sebanyak
12 bank yang beroperasi di Arab Saudi menawarkan pembiayaan syariah di sektor ritel. Dia berharap pembiayaan di sektor korporasi dapat meningkat seiring dengan pertumbuhan industri perbankan syariah pada beberapa dekade ke depan.
Baca juga: Bank Syariah Dinilai Perlu Kembangkan Fintech