Senin 26 Dec 2016 18:15 WIB

Harga Cabai di Denpasar Masih Mahal

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andi Nur Aminah
Pedagang menyortir cabai rawit yang harganya terus melambung.
Foto: Republika/ Wihdan
Pedagang menyortir cabai rawit yang harganya terus melambung.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Harga komoditas cabai di Kota Denpasar, Provinsi Bali masih tinggi. Pantauan Republika.co.id, Senin (26/12) menunjukkan harga cabai rawit merah di Pasar Badung dan Kreneng masih berkisar Rp 70 ribu per kilogram (kg).

Angka ini melonjak dua kali lipat dari Rp 35 ribu per kg di awal Desember 2016. Cabai rawit hijau juga naik dari Rp 25 ribu per kg menjadi Rp 40 ribu per kg. Cabai merah besar stabil di harga Rp 25 ribu per kg, sementara cabai merah keriting naik tipis dari Rp 40 ribu per kg menjadi Rp 50 ribu per kg.

Salah seorang pedagang di Tukad Banyusari, Denpasar Selatan, Asri mengatakan kenaikan harga cabai ini biasa terjadi di akhir tahun menjelang perayaan Tahun Baru. Musim hujan berkepanjangan menurutnya juga membuat panen cabai terbatas. "Di Jawa hujan terus, panen cabainya sedikit," katanya.

Selain cabai, Asri mengatakan harga sayur mayur di Bali juga ikut naik. Satu ikat besar kacang panjang biasanya dijual Rp 8.000, kemudian naik menjadi Rp 10 ribu. Harga bayam naik dari dua ribu rupiah menjadi Rp 2.500 per ikat. Wortel naik dari Rp 8.000 menjadi Rp 10 ribu per kg. Sawi hijau juga mengalami lonjakan cukup tinggi, dari Rp 4.000 menjadi Rp 7.000  per ikat.

Kenaikan juga terjadi pada daging sapi di Pasar Kreneng yang mencapai Rp 120 ribu per kg dan Pasar Badung Rp 125 ribu per kg. Asri bahkan sementara tidak menjual daging sapi dan baru menyediakan apabila pelanggan memesan satu hari sebelumnya. Satu-satunya yang stabil adalah daging ayam ras yang mencapai Rp 32 ribu per kg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement