REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengungkapkan Indonesia saat ini tercatat sebagai penerbit surat berharga syariah negara (sukuk negara) terbesar di dunia. Pemerintah mencatat, sampai November 2016 penerbitan sukuk negara di pasar internasional mencapai 10,12 miliar dolar AS dengan nilai outstanding 9,5 miliar dolar AS.
"Artinya instrumen keuangan berbasis syariah di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan berperan penting dalam kegiatan pembangunan nasional," ujar Presiden, saat memberikan sambutan dalam acara peringatan Satu Windu Surat Berharga Syariah Negara di Istana Negara, Jumat (23/12).
Ia menambahkan, tercatat ada 48.444 investor individu yang telah memegang obligasi sukuk. Presiden mengatakan, jumlah tersebut merupakan potensi besar yang harus dimanfaatkan untuk mengembangkan ekonomi syariah di Tanah Air.
Dalam acara itu, Presiden juga menyaksikan penandatangan nota kesepahaman yang dilakukan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan ketua Dewan Syariah Nasional MUI Kiai Ma'ruf Amin. Nota kesepahaman yang ditandatangani kedua pihak berkaitan dengan penerbitan dan pengembangan pasar sukuk negara.