Kamis 22 Dec 2016 12:12 WIB

Sistem Ini Buat Bank Syariah Bisa Hindari Krisis

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Nur Aini
Perbankan syariah (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Perbankan syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Dalam menghadapi krisis keuangan, bank-bank syariah dinilai lebih mudah untuk bisa bertahan dan menghindari krisis tersebut. Hal ini lantaran sistem bunga dan bagi hasil yang diterapkan oleh bank syariah berbeda dari bank-bank konvesional.

Dengan sistem bagi hasil atau profit sharing yang tidak berubah selama krisis keuangan, maka bank dengan sistem syariah bisa lebih mudah keluar dari krisis keuangan. Kondisi tersebut berbeda dengan bank konvensional yang dinilai tergantung kepada perubahan suku bunga. Hal ini diungkapkan General Manager United Fund Bank, Omer Kavlav, di sela-sela Konferensi Halal Internasional, tepatnya saat menghadiri panel bertajuk 'Krisis Ekonomi dari Kacamata Keuangan Syariah' di Istanbul, Turki, beberapa waktu lalu.

''Faktor paling penting dalam situasi tersebut, sistem bagi hasil yang melekat di perbankan syariah tidak berubah dalam kondisi krisis,'' kata Kavlav seperti dikutip Halal Focus.

Sementara Pakar Perbankan Islam sekaligus Pengamat Finansial, Edib Smolo, mengungkapkan, krisis keuangan yang terjadi beberapa waktu lalu memiliki skala yang lebih luas dibanding dengan masa-masa Great Depression yang melanda Amerika Serikat pada 1930an silam. Hal ini, kata Smolo, menunjukkan kelemahan dari sistem finansial konvensional.

Selain itu, pasca-krisis, biasanya tidak disertai penjelasan alasan utama ataupun pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya krisis tersebut. Smolo pun memperkirakan, sebenarnya banyak persoalan atau kesalahan yang menjadi penyebab krisis-krisis keuangan tersebut. Hal itu seperti kurangnya regulasi dan pengawasan, peningkatan permintaan kredit yang tidak terkendali, kesalahan pengelolaan keuangan, dan tidak transparan dalam pengelolaan keuangan.

''Orang biasanya meminjam atau mengajukan kredit dalam jangka waktu bertahun-tahun, bahkan padahal orang tersebut sebenarnya belum benar-benar membutuhkan kredit tersebut, tapi kredit tersebut digunakan hanya untuk tujuan investasi. Kemudian, suku bunga meningkat, sehingga mereka memiliki kesulitan untuk membayar atau mengembalikan pinjaman mereka,'' tuturnya.

Baca juga: Ini Keutamaan Menggunakan Bank Syariah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement