Selasa 20 Dec 2016 18:27 WIB

Permintaan Uang untuk Kebutuhan Natal dan Tahun Baru Meningkat

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Andi Nur Aminah
Warga menukarkan uang rupiah baru saat peluncuran uang baru di Blok M Square, Jakarta, Senin (19/12).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga menukarkan uang rupiah baru saat peluncuran uang baru di Blok M Square, Jakarta, Senin (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bank Indonesia (BI) menyediakan uang yang akan disalurkan ke perbankan untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru. Permintaan uang untuk tahun ini pun disebut meningkat di Jawa Barat.

Hal ini disampaikan Deputi Direktur BI Jawa Barat Mikael Budisatrio. Mikael mengatakan pihaknya menyediakan uang kartal dengan berbagai jenis pecahan yang berjumlah Rp 8,92 triliun untuk seluruh Jawa Barat. Permintaan ini meningkat lebih tinggi 50,2 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 5,94 triliun.

"Kalau untuk Bandung Raya sendiri tahun lalu sekitr Rp 3 triliun. Sekarang jadi Rp 3,6 triliun. Meningkat 20,22 persen," kata Mikael usai sosialisasi uang baru tahun emisi 2016 di Pasar Baru, Kota Bandung, Selasa (20/12).

Menurutnya uang tersebut disalurkan ke perbankan-perbankan untuk melayani kebutuhan masyarakat. Baik pengambilan atau penukaran uang.

Mikale menyebutkan peningkatan kebutuhan uang tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Di antaranya adalah selain dari faktor musiman meningkatnya permintaan kebutuhan uang kartal untuk yaitu perayaan natal dan tahun baru akhir tahun, pemenuhan kebutuhan rutin perbankan seperti di gaji bulanan dan kebutuhan pemenuhan ATM selama libur Natal dan Tahun baru.

"Selain itu pada akhir tahun kebutuhan libur Natal Tahun Baru juga ditambah proyek pemerintah yang anggaran realisasi harus selesai sebelum tutup buku. Mereka butuh bayar tunai dan non tunai," ujarnya.

Pendistribusian uang untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru telah direalisasikan dimulai 13 sampai dengan 30 Desember 2016 Tahun Baru 2017. Untuk pemenuhan masyarakat BI telah bekerja sama dengan perbankan (Bank Umum dan BPR) di wilayah Bandung Raya, Subang, Sumedang, Purwakarta, Garut, Sukabumi, Sumedang dan Cianjur, yaitu sebanyak 154 kantor cabang Bank dan 23 kantor cabang BPR.

Masyarakat tetap diminta waspada terhadap peredaran uang palsu. Dalam hal ini satu Provinsi Jabar telah melakukan langkah-langkah strategis dalam penanganan uang palsu, antara lain bekerjasama dengan Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan untuk menanggulangi pemalsuan uang. Selain itu Kantor Wilayah BI Prov Jabar terus melakukan edukasi secara intensif baik di perkotaan maupun di desa-desa untuk memberikan informasi terkait ciri-ciri keaslian uang rupiah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement