Senin 19 Dec 2016 21:54 WIB

PLN Dapat Pinjaman Rp 12 Triliun

 Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir memberikan sambutannya seusai penandatanganan perjanjian kredit sindikasi di Jakarta, Senin (19/12).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir memberikan sambutannya seusai penandatanganan perjanjian kredit sindikasi di Jakarta, Senin (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA  -- PT PLN (Persero) memeroleh pinjaman sindikasi perbankan dan lembaga nonbank dalam negeri dengan nilai Rp 12 triliun. Direktur Utama PLN Sofyan Basir dalam rilis di Jakarta, Senin (19/12) mengatakan, pinjaman berjangka waktu 10 tahun tersebut akan mempercepat penyelesaian program 35 ribu megawatt (MW).

"Kredit investasi dengan total komitmen sebesar Rp12 triliun akan digunakan membiayai keperluan investasi di bidang pembangkit, transmisi, distribusi dan sarana lainnya di Indonesia," katanya di Jakarta, Senin (19/12).

Sindikasi kreditur tersebut terdiri atas Bank Mandiri, BCA, BRI, Maybank, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dan Indonesia Eximbank. Kata Sofyan, penandatanganan kredit investasi ini menunjukkan PLN terus bekerja keras melistriki negeri, menyediakan listrik yang memadai dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurut Sofyan, penyediaan infrastruktur kelistrikan yang memadai tentunya dibutuhkan negara dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi. Karena itu, dukungan pendanaan juga menjadi penting dalam merealisasikan program investasi yang telah direncanakan.

Setiap tahun, kata Sofyan, kebutuhan investasi kelistrikan di Tanah Air terus meningkat dengan sumber dana dari internal dan pinjaman. Ia mengatakan, komitmen PLN membangun infrastruktur kelistrikan juga dibarengi dengan strategi pendanaan yang hati-hati dan konservatif yang antara lain dengan terus memperbesar porsi pendanaan dalam negeri atau rupiah dalam portofolio pinjaman.

"Kami tentu saja terus berupaya memaksimalkan porsi rupiah dalam pendanaannya agar terus mengurangi eksposur valas meskipun harus diakui bahwa sumber pendanaan valas masih diperlukan mengingat keterbatasan likuiditas pendanaan rupiah," kata Sofyan.

Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka menambahkan, sindikasi lembaga keuangan bank dan nonbank merupakan implementasi komitmen perseroan mendukung pencapaian program Nawacita, khususnya pengadaan infrastruktur sebagai dasar pendukung kemandirian bangsa.

Manajemen PLN berpendapat kerja sama dengan sindikasi bank dan nonbank tersebut akan mendukung PLN dalam menjalankan fungsinya sebagai satu-satunya integrated utility company di Indonesia dalam penyediaan listrik, mendukung aktivitas ekonomi masyarakat, meningkatkan daya saing industri domestik dan pada akhirnya mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement