Sabtu 17 Dec 2016 17:51 WIB

Sudah Dua Bulan, Harga Cabai di Lampung Masih Capai Rp 60 Ribu

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Reiny Dwinanda
 Pegadang menata cabai di pasar (Ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pegadang menata cabai di pasar (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Pedagang di pasar tradisional Kota Bandar Lampung tak bisa menurunkan harga jual cabai merah maupun rawit. Pasalnya, harga yang mereka dapatkan dari pemasok cabai lokal dan luar Lampung masih berada di kisaran Rp 55 ribu–Rp 60 ribu per kilogram. “Sejak dua bulan lalu harga belinya masih belum turun,” kata Karsiyem, pedagang cabai di Pasar Pasir Gintung Bandar Lampung, Sabtu (17/12).

Karsiyem tetap menjual cabai merah Rp 55 ribu/kg, sedangkan cabai rawit Rp 60 ribu/kg. Kalaupun ada fluktuasi, harganya hanya naik atau turun sekitar Rp 500–Rp 1.000 per kilogram.

Menurut Karsiyem, tingginya harga cabai tersebut terjadi karena hasil panen petani lokal tidak banyak. Selama musim hujan, banyak petani yang gagal panen. "Sementara itu, cabai merah dan rawit kebanyakan dipasok dari Bandung dan Jawa."

Wati, ibu rumah tangga, berharap pemerintah serius menangani harga bahan pokok dan sayur mayur yang selalu naik. Ia tak habis pikir mengingat bahan kebutuhan dapur tersebut berasal dari dalam negeri bukan impor. “Seharusnya sayur mayur murah di pasar karena produksi petani sendiri. Begitu juga bahan pokok lain seperti minyak goreng,” ujar ibu tiga anak tersebut.

Wati mengaku belakangan memilih membeli cabai dan bawang dengan cara eceran. Ia tak lagi bisa menyetok untuk konsumsi mingguan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement