Jumat 09 Dec 2016 16:24 WIB

Obligasi Global RI Tetap Diminati Investor Asing Setelah Trump Menang

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
Petugas mengamati pergerakan nilai obligasi di BRI Dealing Room, Jakarta, Rabu (18/6).
Foto: Republika/ Wihdan
Petugas mengamati pergerakan nilai obligasi di BRI Dealing Room, Jakarta, Rabu (18/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Kementerian Keuangan menerbitkan surat utang global berdenominasi dolar AS dengan target penjualan sebesar 3,5 miliar dolar AS. Hal itu dilakukan meski ekonomi AS masih bergejolak pasca-terpilihnya presiden baru Donald Trump.

Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Resiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan bahwa penerbitan surat utang ini justru mendapat sambutan cukup baik di pasar global.  Transaksi penjualan surat utang tersebut tercatat mengalami kelebihan permintaan sebesar 3,4 kali dari target.

"Setelah pemilu AS belum ada negara lain yang menerbitkan global bond. Kita berani karena kita yakin fundamental ekonomi kita kuat. Makanya investor melihat penerbitan ini sebagai kesempatan," kata Robert dalam konferensi pers, Jumat (9/12).

Robert menuturkan, pihaknya baru saja menerbitkan surat utang negara (SUN) dalam valuta asing berdenominasi dolar AS untuk pembiayaan awal tahun anggaran 2017. SUN terdiri dari tiga seri RI0122, RI0127, dan RI0147 yang transaksinya dilakukan pada Kamis (1/12).

RI022 memiliki tenor lima tahun dan imbal hasil (yield) empat persen dengan besaran alokasi mencapai 750 juta dolar AS. RI0127 memiliki tenor 10 tahun dengan imbal hasil 4,75 persen dan alokasi 1,25 miliar dolar AS, sedangkan RI0147 memiliki tenor 30 tahun dengan imbal hasil 5,7 persen dan alokasi mencapai 1,5 miliar dolar AS.

Menurut Robert, pemesanan saat lelang sempat menyentuh 13,1 miliar dolar AS kemudian pada penutupan lelang mencapai 12 miliar dolar AS. Pada saat penutupan, pihaknya mampu menekan yield semua seri SUN ini. Tenor lima tahun dari empat persen menjadi 3,75 persen, 10 tahun dari 4,75 persen menjadi 4,4 persen, dan tenor 30 tahun dari 5, 7 persen menjadi 5,3 persen.

Selain imbal hasil yang dibayarkan lebih rendah, surat utang global Indonesia dinilai cukup kompetitif dengan surat utang AS karena gap antara keduanya lebih kecil dibanding tahun lalu. "Kebijakan ekonomi Trump yang mendongkrak imbal hasil surat utang AS tidak menyurutkan minat investor global, termasuk AS, untuk membeli surat utang global pemerintah Indonesia," ujarnya.

Menurut Robert, penerbitan seri ini memperoleh rating BBB- (stabil) dari Fitch dan Baa3 (stabil) dari Moody's. Join Lead Manager dan Join Bookrunners dalam transaksi ini adalah Bank of America Merryll Lynch, Citigroup, HSBC, dan Standard Chartered Bank, serta bertindak sebagai co-Managers adalah PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia. Penerbitan SUN ini akan dicatatkan di Singapore Stock Exchange dan Frankfurt Stock Exchange.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement